A. Berilah tanda silang (x) pada huruf di depan jawaban yang paling tepat!
1. Gurun yang memisahkan antara Eropa dan Asia yang merupakan kawasan palint tidak ramah di dunia adalah....
a. Gurun Gobi
b. Gurun Taklimakan
c. Gurun Sinai
d. Gurun Sina
2. Emporium adalah.....
a. pusat perniagaan
b. pusat pemerintahan
c. pusat kerajaan
d. pusat perindustrian
3. Angin musim brgantian secara tepat waktu setiap....
a. Empat bulan sekali
b. Lima bulan sekali
c. Tiga bulan sekali
d. Enam bulan sekali
4. Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, pelabuhan pengganti yang ramai dikunjungi adalah....
a. Sriwijaya
b. Banten
c. Demak
d. Majapahit
5. Laut Tengah merupakan batas antara....
a. Benua Afrika dan Eropa
b. Benua Afrika dan Asia
c. Benua Eropa dan Asia
d. Benua Asia dan Australia
6. Senjata besi, emas, perak, dan tembaga sebelum abad ke 18 merupakan barang dagangan dari....
a. Asia
b. Eropa
c. Australia
d. Malaka
7. Sydon, Thyrus Mesi, Phuensia, Kartago,d an Turkistan adalah pusat perdagangan yang terletak di....
a. India
b. Asia Tenggara
c. Laut Tengah
d. Eropa
8. Hubungan dagang antarbangsa di Asia telah terjadi sejak....
a. 100 SM
b. 500 SM
c. 7 M
d. 15 M
9. Revolusi Industri terjadi pada tahun....
a. 1760-1850 c. 700-800
b. 1400-1525 d. 1900-1950
10. Bangsa yang digolongkan sebagai kolonisator pertama adalah....
a. Amerika c. Belanda
b. Jepang d. Spanyol dan Portugis
11. Daerah yang tidak termasuk jajahan Perancis pada abad ke-19 di daratan Indocina adalah....
a. Vietnam c. Laos.
b. Kamboja d. Thailand
12. Kolonial modern mulai tumbuh pada abad ke-16, sebagai kelanjutan dari berbagai penemuan baru di bidang industri pengolahan dan teknologi khususnya di bidang ....
a. perkapalan
b. pertekstilan
c. perkebunan
d. pertanian
13. Jalur Sutra adalah nama untuk jalur darat yang menghubungkan Cina (Asia) dengan Eropa pada abad ke 18. Orang yang memberikan nama itu adalah....
a. I tsing
b. Magellahens
c. von Richthofen
d. Fa hien
14. Pusat-pusat perniagaan disebut juga....
a. emporium
b. imperium
c. imperial
d. kolonial
15. Jalur Sutera dibuka secara resmi pada abad ke....
a. 3 SM
b. 3 M
c. 6 M
d. 7 M
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan tiga jalur Jalan Sutra beserta wilayah yang dilaluinya!
2. Siapakah yang memberikan nama Jalur sutera?
3. Sebutkan berbagai jenis barang dagangan yang dihasilkan dari Asia!
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya perdagnagan dan pelayaran Asia-Eropa?
5. Sebutkan peranan pusat perdagangan di sekitar laut tengah yang sangat penting!
Tuesday, 29 November 2016
faktor-faktor yang memengaruhi berkembangnya perdagangan dan pelayaran antara Asia-Eropa sampai dengan abad ke-18
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya perdagangan dan pelayaran antara Asia-Eropa sampai dengan abad ke-18.
1. Revolusi Industri
Revolusi Industri sebuah ungkapan yang pertama kali digunakan untuk menanamkan perubahan dan perkembangan pesat yang terjadi di Inggris ketika secara meluas mesin uap dimanfaatkan pada bagian industri, terutama industri tekstil dalam kurun waktu 1760-1850. Pemanfaatan mesin uap dimungkinkan setelah orang dapat menambang batubara besar-besaran dan membuat baja berkualitas baik.
Istilah revolusi menyiratkan suatu perubahan besar yang berlangsung dalam wkatu yang relatif singkat. Perubahan ini antara lain dalam tknik pertanian, tataniaga, kemajuan ilmiah.
Meningkatnya hasil produksi karena revolusi industri, membuat bangsa Eropa berusaha untuk mencari daerah pemasaran. Oleh karena itu, hingga abad ke-18 perdagangan dan pelayaran antara Asia dan Eropa berkembang pesat. Asia dinilai sebagai daerah perdagangan.
2. Kolonialisme
Kolonialisme berarti tanah pemukiman atau tanah jajahan. Dalam arti luas istilah ini berarti pemukiman suatu negara di luar wilayah negaranya, biasanya suatu wilayah di seberang lautan yang kemudian dinyatakan sebagai wilayahnya. Jika suatu bangsa kolonial mempunyai koloni di daerah lain dan berusaha menyatukannya di bawah sistempengusahaan, usaha ke rarah itu disebut kolonialisme.
Sejarah perkembangan politik kolonial modern mulai tumbuh pada abad ke-16, sebagai kelanjutan dari berbagai penemuan baru di bidang industri pengolahan dan teknologi khususnya di bidang perkapalan. Bangsa yang digolongkan sebagai kolonisator pertama adalah Spanyol dan Portugis. Pada abad ke-17 berangsur-angsur Inggris, Prancis, dan Belanda.
Kolonialisme Eropa Barat pertama yang berekspansi ke Timur adalah Portugis, yang mulai menaklukkan Goa di pantai Barat India, kemudian menyeberangi selat Malaka di Lautan Hindia, tiba di Pulau Jawa, memerintah Indonesia selama kurang lebih 100 tahun lamanya. Bangsa Spayol menjajah pulau Luzon. Pada abad ke-16, Belanda menyerang Indonesia, mengusir Portugis dan menjajah Indonesia selama 350 tahun lamanya. Pada abad ke-18, kolonialisme Inggris menjajah negara-negara Arab, India, Myanmar, Malaysia, Borneo Utara (sekarang Sarawak, Sabah dan Brunei). Sampai Perang Dunia II, negara-negara Eropa dikalahkan Jepang. Abad ke-19, Perancis menjajah daratan Indocina: Vietnam, Kamboja, Laos. Melihat negara-negara Eropa memiliki negara jajahan di Asia Tenggara, Timur Tengah, daratan India dan memiliki kekayaan yang besar, maka tentara Amerika Serikat maju ke Timur, mengusir Spanyol, dan menjajah Filipina selama 50 tahun lamanya. Usia Perang Dunia II, Amerika Serikat menang atas Jerman, Italia dan Jepang, dan mengusir kolonialisme Inggris, Perancis dan Belanda kembali ke Eropa, bersikap sebagai pahlawan mendukung negara-negara di Asia Tenggara. Perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat mulai menanam modal di Asia Tenggara, melalui pendidikan dan teknologi menarik para cendekiawan untuk melakukan berbagai penelitian. Dengan demikian Amerika Serikat menjadi negara adikuasa dalam bidang pendidikan, kesenian, ekonomi, militer dan dunia hiburan (catatan: Materi di atas dikutip dari Sejarah Indonesia, dan artikel Ensiklopedia Britanica tentang perkembangan kolonialisme di Asia). Di masa 500 tahun yang silam, kolonialisme yang menjajah negara-negara di Asia Tenggara, memiliki angkatan laut yang kuat, dan menguasai perniagaan dan ekonomi. Dengan filsafat Romawi dan Yunani, serta kemajuan teknologi (sebenarnya adalah relatif), membuat rasa superioritas bangsa dan budaya, yang meremehkan bangsa dan budaya Timur. Pandangan tersebut kemudian berubah sejalan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai negara-negara Asia akhir-akhir ini.
Jalur Perdagangan Kuno di Asia (Jalur Sutra)
Hubungan dagang antarbangsa di Asia telah terjadi sejak tahun 500 SM. Pada saat itu di Asia telah tumbuh pesat perdagangan. Antara pusat-pusat perdagangan itu masih dibatasi oleh hutan belantara yang sulit ditembus manusia. Kecuali itu, medan yang curam, berjurang-jurang, dan berlembah merupakan penghalang lancarnya komunikasi perdagangan pada saat itu.
Manusia mulai merintis jalan perdagangan yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan tersebut. Adapun pusat-pusat perdagangan di Asia pada saat itu antara lain: China, Asia tengah, dan Turkistan.
Dengan susah payah, para pedagang Asia menciptakan mata rantai perdagangan yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan tersebut, bahkan berlanjut ke Eropa melalui Laut Tengah. Dengan demikian, telah terwujud jalan perdagangan antara Asia Timur (China) - Asia Tengah - Timur Tengah - Asia Barat (Turkistan) - Eropa. Jalur perdagangan ini berlangsung melalui darat sehingga disebut sebagai “jalan darat”.
Perdagangan darat ini merupakan jalan perdagangan yang tertua. Mula pertama berlangsung dari negeri China ke India atau sebaliknya. Jalur perdagangan China - India kemudian berlanjut ke Eropa melalui negara-negara Timur Tengah, Turkistan, dan Laut Tengah.
Jalur perdagangan darat di Asia terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, baik jumlah maupun jenis barang. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka tidak mungkin hanya mengandalkan produksi daerahnya sendiri, tetapi juga dari daerah lain. Peningkatan barang kebutuhan tersebut telah mengakibatkan semakin ramainya jalur perdagangan Asia pada saat itu.
a. Komoditas Perdagangan
Barang-barang yang diperdagangkan pada jalur perdagangan kuna di Asia adalah berbagai barang yang menjadi kebutuhan penting manusia pada saat itu.
1) Dari China: kain sutra, kertas, porselin, keramik, dan batu giok.
2) Dari India: ukiran-ukiran, patung, gading gajah, dan tenunan halus.
3) Dari Irak/Sumeria: gandum, mutiara, perak, wol, dan permadani.
4) Dari Iran/Persi: emas, perhiasan, permadani dan wol.
5) Dari negara-negara Timur Tengah dan Tukistan: kain lena, permadani, minyak wangi, minyak zaitun, kemenyan, dan sebagainya.
6) Dari Eropa: gandum, anggur, emas, perak, kristal, senjata besi, dan lain-lain.
Dari semakin banyak barang dagangan tersebut yang paling ramai diperdagangkan adalah kain sutra dari China. Jalur perdagangan kuna di Asia dengan jalan darat ini juga disebut Jalan Sutra. Pada saat itu kelembutan kain sutra dari negeri China sangat dikagumi orang.
b. Alat Angkut
Tentang alat angkut yang dipergunakan pada perdagangan jalan sutra belum ada sumber yang memberitahukan secara tegas. Namun, dapat diperkirakan pada saat itu mereka belum menggunakan alat angkut mekanik yang dijalankan oleh tenaga mesin. Diduga para pedagang menggunakan alat angkut darat yang ditarik binatang peliharaan mereka, seperti unta, kuda, keledai, dan gajah. Bahkan, mungkin tenaga manusia digunakan pula untuk membawa barang-barang tersebut. Sistem pengangkutan barang secara beranting dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari pedagang satu ke pedagang yang lain.
Demikianlah terus berlanjut sehingga barang dagangan sampai pada konsumen di sepanjang jalur perdagangan jalan darat atau jalan sutra tersebut.
Jalur Perdangan Laut antara Asia Barat, Asia Tenggara dan Asia Timur
Meningkatnya arus barang memerlukan sarana transportasi yang lebih cepat atau lebih baik. Untuk mengatasi hal tersebut, orang mulai merintis perjalanan lewat laut. Mula-mula dibuat perahu bercadik sebagai alat transportasi. Perahu ini terbuat dari batang kayu besar yang dilubangi seperti lesung (tempat menumbuk padi). Pada sisi kanan-kiri perahu diberi cadik (semacam sayap) sebagai alat keseimbangan agar perahu tidak terbalik jika terkena ombak.
Dari perahu bercadik kemudian berkembang menjadi perahu layar yang lebih besar. Perahu ini dibuat dari rangkaian papan kayu yang diberi layar untuk tenaga penggerak. Setelah teknik pelayaran dari Eropa masuk dan dipadukan dengan teknik perkapalan Asia, dimulailah pelayaran dengan kapal yang lebih besar lagi.
Dengan perjalanan laut ternyata lebih menguntungkan, baik dari segi waktu, alat transportasi yang digunakan, maupun kelancaran arus barang. Karena itu, perdagangan dan pelayaran internasional semakin ramai.
Jalur perdagangan laut dimulai dari China dekat Taiwan. Para pedagang berlayar ke selatan menyusuri laut di sebelah timur China. Setelah memasuki Laut China Selatan sampailah di ujung semenanjung Malaya. Di sini jalur perdagangan pecah menjadi dua, yang satu ke selatan melalui Selat Sunda dan jalan satunya lagi langsung ke barat lewat Selat Malaka. Namun, tujuannya sama yaitu menuju ujung jazirah India. Dari ujung India jalan mereka bercabang dua lagi. Jalur pertama lewat teluk Persi, Suriah kemudian ke Laut Tengah. Jalur kedua melalui Samudra Hindia kemudian memasuki Laut Merah menuju Mesir dan sampailah di Laut Tengah. Dari Laut Tengah hubungan perdagangan berlanjut ke Eropa, seperti Yunani, Romawi, Portugis, dan Spanyol.
Akibat jalur perdagangan tersebut, tumbuhlah bandar-bandar sebagai tempat persinggahan mereka. Bandar-bandar tersebut antara lain Pantai Timur China, Tumasik (sekarang Singapura), Selat Malaka, Selat Sunda, Calicut dan Goa serta Gujarat di India, Sydon dan Thyrus di pantai Laut Tengah (Phunesia), Kartago di Afrika Utara dan berlanjut ke Eropa serta Laut Hitam.
a. Pusat-pusat pedagangan
Sistem jaringan emporium, menurut Chaudhuri, mulai muncul di Samudra Hindia sejak abad ke-10. Sejak munculnya pusat-pusat pelayaran-niaga itu orang tidak perlu lagi mengarungi lautan sepanjang Samudra Hindia itu, tetapi cukup menyinggahi emporium untuk melakukan transaksi perdagangan. Emporium yang terpenting adalah Aden (di Laut Merah), Hormuz dan Bandar Abas (di Teluk Persi), Surat atau Cambay, Calicut (di Pantai Malabar), Orissa dan Benggal di Teluk Benggala, Kanton di Cina dan kemudian juga Malaka di Selat Malaka.
Emporium, seperti dikemukakan Chaudhuri, bukan sekadar tempat berlabuh, tetapi sebuah kota niaga yang selain menyediakan fasilitas pergudangan, juga terdapat fasilitas kredit, dan relatif aman dan tenang. Ciri-ciri tidak jauh berbeda dengan pusat-pusat perdagangan di Eropa seperti Venesia, Genoa, Lisabon, Antwerp, dan Amsterdam (Bruadel III: 89-276). Letak emporium-emporium di Samudra Hindia itu memang tidak kebetulan karena banyak sekali ditentukan oleh faktor-faktor geografik, seperti tempat berlabuh yang terlindung, arah angin, iklim dan lain-lain.
Arah angin yang bergantian secara tepat waktu setiap enam bulan sekali (angin musim) dengan diselang-seling oleh musim pancaroba itu menentukan gerak pelayaran-niaga. Perahu-perahu dari Asia Tenggara, umpamanya, berlayar dengan musim Timur yang bertiup sejak Januari dan berusaha untuk tiba di pelabuhan-pelabuhan pantai Malabar sebelum akhir musim Timur itu. Setelah berdagangan mereka kembali ke Asia Tenggara dengan musim Barat yang bertiup sejak September atau Oktober. Sebaliknya, perahu-perahu dagang dari teluk Parsi dan Laut Merah tiba di pantai Malabar dengan musim Barat dan kembali dengan musim Timur (Chaudhuri 1989:132).
Malaka, di Selat Malaka, sarang bajak laut itu, karena faktor geografi ini (faktor lain adalah politik) ternyata bisa berkembang sejak awal abad ke-15 menjadi emporium terbesar di Asia Tenggara, atau tempat pertemuan dari jalur-jalur perniagaan dari Nusantara, Cina, dan India serta Timur Tengah. Ketika Malaka di rebut Portugis pada tahun 1511, para saudagar dari India dan Timur Tengah menghindarinya dengan alasan keagamaan. Inilah yang memungkinkan munculnya Aceh Darussalam, Banten dan Makasar sebagai penggantinya. Seperti akan dikemukakan di bawah ini, dari ketiganya, Batenlah yang terbesar dan bisa dilihat sebagai pewaris Malaka.
Gambar 19.2 Pusat perdagangan di Asia
b. Barang-barang dagangan
Barang-barang yang diperdagangkan pada masa pelayaran kuna dengan komoditas perdagangan Jalur Sutra. Adapun jenis-jenis barang yang diperdagangkan adalah sebagai berikut.
1). Dari Asia meliputi:
a) rempah-rempah, emas, perak, gading, kayu cendana dari Indonesia;
b) gandum, mutiara, perak, wol dari Sumeria;
c) emas, perhiasan, permadani dari Persi;
d) kertas, porselin, batu giok, sutra dari China; dan gading, ukiran-ukiran, tenunan halus dari India.
2) Dari Timur Tengah meliputi:
a) kalian lena, permadani, minyak wangi, kemenyan dari Mesir; dan
b) senjata besi, emas, perak, tembaga.
3) Dari Eropa seperti:
a) gandum, anggur, minyak zaitun, emas, perak, tembaga dari Yunani; dan
b) senjata besi, emas, perak, tembaga dari Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris.
Pada perdagangan jalan darat, komoditas perdagangan yang paling laku di pasaran internasional adalah kain sutra dan China sehingga jalur perdagangan darat lazim disebut dengan Jalan Emas. Emas dapat diperoleh dari Eropa, Persi, India, Indonesia dan lain-lain. Kain sutra dibutuhkan bangsa Eropa dan emas juga laris di pasaran Asia dan Timur Tengah. Demikian pula komoditas yang lain. Sebaliknya, negara-negara Timur Tengah dan Asia juga membutuhkan barang-barang dagangan dari Eropa, seperti kristal, senjata, dan besi. Secara beranting komoditas perdagangan dari negeri asal sampailah pada negara-negara konsumen di Eropa, Timur Tengah, maupun Asia. Dengan demikian terbentuklah jalur perdagangan Asia Timur - Asia Tenggara - Asia Selatan - Timur Tengah - Eropa.
c. Pusat perdagangan di Laut Tengah
Laut Tengah merupakan batas antara benua Asia dan benua Eropa. Pada masa perdagangan kuna di sekitar Laut Tengah telah terdapat pusat-pusat perdagangan yang ramai, antara lain Sydon, Thyrus Mesir, Phunesia, Kartago, dan Turkistan. Pusat-pusat perdagangan tersebut berfungsi sebagai tempat persinggahan perdagangan internasional pada waktu itu. Dalam kaitannya dalam hubungan dagang antara bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Eropa, peranan pusat-pusat perdagangan di sekitar Laut Tengah sangat penting, di antaranya.
a. Sebagai mata rantai yang menghubungkan jalur perdagangan Asia-Eropa.
b. Sebagai pintu gerbang masuknya para pedagang Asia ke Eropa atau sebaliknya.
c. Membawa akibat lancamya hubungan dagang Asia-Eropa.
d. Perdagangan Asia-Eropa menjadi lebih maju karena adanya interaksi yang saling mengisi, baik dalam hal komoditas perdagangan maupun teknik perkapalan.
Demikian pentingnya peranan Laut Tengah dengan pusat-pusat perdagangannya terhadap hubungan dagang bangsa-bangsa Eropa, bahkan hingga sekarang peranan Laut Tengah dalam hubungan Internasional masih sangat penting.
Jalur Perdagangan Asia dan Eropa
Jalur yang dapat ditempuh untuk menghubungkan perdagangan antara Asia dan Eropa terdiri atas jalur darat dan laut.
a. Jalan Darat
Jalur perdanganan melalui jalan darat dikenal dengan nama Jalur Sutera. Jalur Sutra adalah nama yang diberikan seorang Jerman bernama von Richthofen pada Abad-18M, untuk jalur darat yang menghubungkan Cina (Asia) dengan Eropa. Sekalipun baru dibuka resmi pada Abad-3 SM, di masa Dinasti Han yang mulai mengirim utusan ke berbagai negara Asia Selatan dan Timur Tengah, namun Jalur Sutra sudah ada jauh sebelumnya. Jalur Sutra terdiri dari banyak jalur yang bercabang-cabang, dan digunakan untuk perdagangan berbagai komoditi selain sutra seperti gading, tanaman, emas. Secara garis besar terdapat tiga jalur, di utara, tengah dan selatan. Jalur Utara menghubungkan Cina dengan Eropa hingga Laut Mati, melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Jalur Tengah menghubungkan Cina dengan Eropa hingga tepian Laut Meditrrannia, melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, menuju Persia. Jalur Selatan menghubungkan Cina dengan Afghanistan, Iran dan India, melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Di Cina, Jalur Sutra berujung di Changan atau Xian, ibukota kerajaan, ke arah barat melewati koridor Gansu, menuju Dun-huang di sisi Gurun Taklimakan. Jalur utara mulai dari Dun-huang dan Yu-men Guan, menyeberangi Gurun Gobi menuju Hami (Kumul), lalu menyisir kaki Tian-shan di bagian utara Taklimakan. Setelah oasis Turfan, menuju Urumqi dan Lembah Fergana untuk masuk Eropa hingga Laut Mati. Jalur ini bercabang di Turfan, ke oasis Kucha, menuju Kashgar di kaki Pamirs. Jalur selatan mulai Dun-huang, melewati Yang Guan, menyusuri sisi selatan Taklimakan, melalui Miran, Hetian (Khotan) dan Shache (Yarkand), menuju utara lalu menuju Kashgar. Masih ada beberapa cabang jalur, salah satunya bercabang dari jalur selatan menuju sisi timur Gurun Taklimakan ke kota Loulan, lalu bergabung dengan jalur utara di Korla. Dari Kashgar yang simpang lalulintas Asia, ada jalur menyeberangi Pamirs menuju Samarkand dan menuju selatan ke Laut Kaspia; atau jalur ke selatan melewati Karakorum menuju India; dan sebuah jalur lain menuju Kuqa, menyeberangi Tian-shan, menuju Laut Kaspia melalui Tashkent.
Kawasan Gurun Taklimakan (Tanah Maut) yang memisahkan Eropa dengan Asia adalah salah satu kawasan paling tidak ramah di dunia. Hanya ada sedikit sekali tetumbuhan, hampir tidak ada curah hujan (kurang dari 100mm/tahun), sering diterpa badai pasir dengan kekuatan angin yang besar; dan menelan banyak korban jiwa. Gurun Taklimakan mencakup kawasan yang sangat luas dengan hanya sedikit jalan yang menghubungkan oasis-oasis yang terpencil. Iklimnya sangat jelek, pada musim panas suhu rata-rata harian 40 0C dengan suhu maksimal lebih dari 500C seperti sering tercatat di Turfan. Di siang hari suhu sangat tinggi dan tiba-tiba turun di senja hari. Di musim dingin suhu bahkan bisa turun hingga -200C. Gurun Taklimakan sangat gersang, tidak seperti Gurun Gobi yang memiliki banyak oasis, dan masih menyediakan air tidak jauh di bawah permukaan tanah. Kawasan di seputar Taklimakan tidak kalah menyulitkan. Di utara terletak Gurun Gobi dengan iklim mirip dengan Taklimakan, di tiga sisi lain terletak pegunungan tertinggi di dunia. Di selatan terletak pegunungan Himalaya, Karakoum dan Kunlun yang menjadi pemisah alamiah kawasan Asia Tengah dengan India. Di kawasan pegunungan ini hanya terdapat beberapa celah penghubung dua kawasan. Setiap celah sangat berbahaya, bersalju, di ketinggian sekitar 5,000 meter, dengan jurang di sisi. Di utara dan barat membentang pegunungan Tianshan dan Pamir, yang meskipun berketinggian lebih rendah dan bertetumbuhan, namun tetap menimbulkan masalah besar bagi pelintas masa dulu. Dari timur menuju Taklimakan, tersedia jalur Gansu, yang relatif paling mudah, di kaki pegunungan Qilian, pemisah Dataran Mongolia dan Gurun Gobi dengan Dataran Tinggi Tibet. Dari selatan dan barat, tidak ada pilihan lain, harus melalui celah yang ada.
b. Jalan Laut
Jalan laut ditempuh sebagai alternatif (pilihan) yang lebih aman karena tanpa gangguan-gangguan dari para penyamun, perampok maupun peperangan. Mereka berusaha lewat laut karena terjadinya perkembangan teknik-teknik pelayaran. Tanpa menguasai teknik pelayaran yang baik mustahil mereka bisa berlayar jauh. Jalan ini dari Cina melalui laut Cina Selatan kemudian masuk Selat Malaka kemudian menuju ke India. Dari India jalan ini pecah menjadi dua yaitu yang pertama dari India melalui Teluk Persia menuju laut Tengah, sedang yang kedua dari India melalui laut Arab masuk laut Merah menuju laut Tengah. Karena hubungan perdagangan tersebut akhirnya munculah bandar-bandar atau kota-kota dagang di sepanjang jalur yang dilalui jalur laut seperti Malaka, Coa, Calicut, lskandariah. Tiros, Sidon, dan Konstantinopel. Konstantinopel merupakan pelabuhan terkenal tempat bertemunya pedagang-pedagang dari Timur dan Barat.
Di sepanjang laut Tengah terutama di Eropa Selatan juga muncul kota-kota dagang seperti Venesia, Genoa, Florence, dan Milano. Sedangkan di Eropa Barat dan Utara tumbuh kota-kota dagang seperti, Amsterdam dan London.
Soal Latihan Proses Perkembangan Agama Islam di Nusantara
I. Pilihan Ganda
1. Berikut ini yang bukan merupakan kerajaan Islam adalah....
a. Malaka
b. Demak
c. Ternate
d. Sriwijaya
2. Islam datang ke wilayah di Nusantara dengan jalan....
a. penjajahan
b. penaklukan
c. damai
d. peperangan
3. Kerajaan Demak didirikan oleh....
a. Raden Wijaya
b. Raden Patah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Patiunus
4. Islam masuk ke Maluku pada abad ke....
a. 13
b. 14
c. 15
d 16
5. Tiga teori yang menyatakan masuknya Islam di wilayah Nusantara adalah....
a. teori Snouck Hurgronje, teori Dalton, teori Jepang
b. teori Snouck Hurgronje, teori cina, teori arab
c. teori Dalton, teori Cina, teori Jepang
d. teori Arab, teori Cina, teori Jepang
6. Raja Goa pertama yang memeluk agama silam adalah....
a. Sultan Mahmud Badarudin II
b. Sultan Alaidin al Awwal
c. Sultan Hassanudin
d. Bayang Ullah
7. Tempat imam salat dalam mesjid disebut....
a. mimbar
b. mihrab
c. vaviliun
d. mushala
8. Makam Maulana Malik Ibrahim terdapat di....
a. Ternate
b. Gresik
c. Palembang
d. Makasar
9. Daerah yang mendapatkan julukan serambi Mekkah adalah....
a. Palembang
b. Padang
c. Aceh
d. Makasar
10. Kemunduran kerajaan Sriwijaya salah satunya disebabkan karena....
a. berkembangnya Islam di Nusantara
b. berkembangnya Hindu di Nusantara
c. berkembangnya Budha di Nusantara
d. berkembangnya perekonomian Sriwijaya
II. Essai
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Kemukakan apa hubungannya dengan adanya penyebaran agama Islam di Indonesia dengan kedatangan bangsa Gujarat dari Hindu!
2. Jelaskan siapakah musafir Ibnu Battutah itu?
3. Sebutkan dua hal yang memnyebabkan Kerajaan Samudera Pasai Berkembang Pesat!
4. Jelaskan arti pentingnya penaklukan Pedir bagi pertumbuhan Kerajaan Aceh!
5. Jelaskan arti penting Demak bagi perkembangan agama Islam!
6. Jelaskan hubungan natara Kerajaan Pajang dengan Kerajaan Mataram dan dengan Kerajaan Cirebon!
7. Jelaskan yang dimaksud dengan Uli Lima dan Uli Siwa!
8. Sebutkan nama satu persatu dari Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam tersebut!
9. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang para pemikir dan ulama Islam yang menyebarkan agama Islam di luar pulau Jawa!
10. Tunjukkan dua contoh peninggalan bercorak keislaman yang berujud keraton dengan tempatnya masing-masing!
11. Sebutkan peranan para wali di kalangan masyarakat!
12. Apa sebabnya kerajaan Makasar tumbuh menjadi kerajaan Maritim?
13. Jelaskan dampak perluasan wilayah Banten ke Lampung dan Silebar terhadap perkembangan perdagangan Banten!
14. Jelaskan bagaimana keadaan kerajaan Cirebon yang dipimpin oleh fatahillah (falatehan)!
15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ade Allopil Oping Bicaranua Pabbalue!
16. Siapakah pendiri Kerajaan Aceh?
17. Sebutkan pusat-pusat kerajaan Islam di wilayah Nusantara!
18. Siapakah yang berperan dalam mengembangkan agama Islam di wilayah Nusantara?
19. Apa yang menyebabkan pelabuhan Banten berkembang pesat?
20. Mengapa Maluku banyak disinggahi oleh para pedagang asing?
1. Berikut ini yang bukan merupakan kerajaan Islam adalah....
a. Malaka
b. Demak
c. Ternate
d. Sriwijaya
2. Islam datang ke wilayah di Nusantara dengan jalan....
a. penjajahan
b. penaklukan
c. damai
d. peperangan
3. Kerajaan Demak didirikan oleh....
a. Raden Wijaya
b. Raden Patah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Patiunus
4. Islam masuk ke Maluku pada abad ke....
a. 13
b. 14
c. 15
d 16
5. Tiga teori yang menyatakan masuknya Islam di wilayah Nusantara adalah....
a. teori Snouck Hurgronje, teori Dalton, teori Jepang
b. teori Snouck Hurgronje, teori cina, teori arab
c. teori Dalton, teori Cina, teori Jepang
d. teori Arab, teori Cina, teori Jepang
6. Raja Goa pertama yang memeluk agama silam adalah....
a. Sultan Mahmud Badarudin II
b. Sultan Alaidin al Awwal
c. Sultan Hassanudin
d. Bayang Ullah
7. Tempat imam salat dalam mesjid disebut....
a. mimbar
b. mihrab
c. vaviliun
d. mushala
8. Makam Maulana Malik Ibrahim terdapat di....
a. Ternate
b. Gresik
c. Palembang
d. Makasar
9. Daerah yang mendapatkan julukan serambi Mekkah adalah....
a. Palembang
b. Padang
c. Aceh
d. Makasar
10. Kemunduran kerajaan Sriwijaya salah satunya disebabkan karena....
a. berkembangnya Islam di Nusantara
b. berkembangnya Hindu di Nusantara
c. berkembangnya Budha di Nusantara
d. berkembangnya perekonomian Sriwijaya
II. Essai
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Kemukakan apa hubungannya dengan adanya penyebaran agama Islam di Indonesia dengan kedatangan bangsa Gujarat dari Hindu!
2. Jelaskan siapakah musafir Ibnu Battutah itu?
3. Sebutkan dua hal yang memnyebabkan Kerajaan Samudera Pasai Berkembang Pesat!
4. Jelaskan arti pentingnya penaklukan Pedir bagi pertumbuhan Kerajaan Aceh!
5. Jelaskan arti penting Demak bagi perkembangan agama Islam!
6. Jelaskan hubungan natara Kerajaan Pajang dengan Kerajaan Mataram dan dengan Kerajaan Cirebon!
7. Jelaskan yang dimaksud dengan Uli Lima dan Uli Siwa!
8. Sebutkan nama satu persatu dari Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam tersebut!
9. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang para pemikir dan ulama Islam yang menyebarkan agama Islam di luar pulau Jawa!
10. Tunjukkan dua contoh peninggalan bercorak keislaman yang berujud keraton dengan tempatnya masing-masing!
11. Sebutkan peranan para wali di kalangan masyarakat!
12. Apa sebabnya kerajaan Makasar tumbuh menjadi kerajaan Maritim?
13. Jelaskan dampak perluasan wilayah Banten ke Lampung dan Silebar terhadap perkembangan perdagangan Banten!
14. Jelaskan bagaimana keadaan kerajaan Cirebon yang dipimpin oleh fatahillah (falatehan)!
15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ade Allopil Oping Bicaranua Pabbalue!
16. Siapakah pendiri Kerajaan Aceh?
17. Sebutkan pusat-pusat kerajaan Islam di wilayah Nusantara!
18. Siapakah yang berperan dalam mengembangkan agama Islam di wilayah Nusantara?
19. Apa yang menyebabkan pelabuhan Banten berkembang pesat?
20. Mengapa Maluku banyak disinggahi oleh para pedagang asing?
Peninggalan Sejarah yang Bercorak Islam di Berbagai Daerah
Banyak hal yang membuktikan bahwa agama Islam telah masuk ke Indonesia. Hal itu ditandai dengan adanya hasl peninggalan baik berupa benda maupun ajaran. Hasil peninggalan sejarah bercorak Islam yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia memang cukup banyak dan beragam, misalnya.
1. Mesjid
Mesjid adalah tempat sujud, yaitu tempat melakukan sembahyang bagi umat Islam. Bangunan mesjid umumnya langsung menghadap kiblat. Di bagian depan mesjid terdapat mihram, yaitu tempat imam salat. Selain itu, terdapat pula mimbar yaitu tempat khatib berkhotbah. Mimbar biasanya terletak di dekat mihrab.
Selain tempat sembahyang, mesjid dibangun untuk pusat pembinaan jamaah dan umat Islam.Kegiatannya meliputi pengajian atau mesjid talim, mulai dari pelajaran membaca al Quran untuk anak hingga pembahasan ilmu keislaman.
Mesjid yang didirikan di Indonesia pada awal penyebaran agama Islam memang agak unik. Misalnya bentuk bangunan mesjid ada pengaruh kebudayaan Hindu, khususnya di Pulau Jawa.
Ciri-ciri pengaruh Hindu sebagai berikut.
a. Mesjid yang dibangun di kota-kota pada umumnya menghadap ke alun- alun (tanah lapang di tengah kota).
b. Pintu gerbang mesjid mirip gapura keraton atau candi.
c. Menara mesjid ada yang mirip bangunan candi.
d. Hiasan yang terdapat di mesjid berupa ukiran yang bermotif tumbuh-tumbuhan atau hewan.
e. Bentuk mimbar berbentuk teratai.
f. Atapnya berbentuk bujur sangkar dan bertarap (bertingkat- tingkat). Tidak jarang sampai lima tingkat, mirip atap bangunan sebuah pura Hindu.
Di Indonesia, mesjid-mesjid kuno menunjukkan keistimewaan dalam denahnya yang berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki yang tinggi serta pejal, atapnya bertumpang dua, tiga, lima, atau lebih, dikelilingi oleh parit atau kolam air pada bagian depan atau sampingnya dan berserambi. Bagian lain seperti mihrab dengan lengkung pola kalamakara, mimbar yang mengingatkan ukir-ukiran pola teratai, mastaka atau memolo, jelas menunjukkan pola-pola seni bangunan tradisional yang telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam.
2. Keraton
Jenis peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang berwujud keraton cukup banyak. Misalnya, keraton kasepuhan Cirebon, keraton Kaibon Banten yang dibangun pada abad ke-17, bangunan berbentuk joglo (salah satu bentuk rumah adat Jawa), kesultanan Yogyakarta, kasuhunan Solo, dan sebagainya. Keraton Kasepuhan Cirebon yang dibangun pada awal abad ke-16 merupakan salah satu keraton tertua di Jawa.
Gambar 18.3 Pintu gerbang Keraton Kaibon Banten
3. Batu Nisan
Batu nisan yang merupakan bagian dari bangunan makam yang bercorak keislaman banyak ditemukan di Indonesia, misalnya.
a. Makam Sultan Malik al Saleh dan Sultan Hasanuddin. Makam Sultan Malik al Saleh merupakan hasil peninggalan kerajaan Islam pertama yang terletak di Samudera Pasai. Sedangkan Makam Sultan Hasanuddin merupakan pening-galan Banten.
b. Makam Maulana Malik Ibrahim merupakan makam pertama dari seorang wali yang terdapat di Gresik, Jawa Timur.
4. Kaligrafi
Kaligrafi adalah garis atau tulisan indah. Dasar kaligrafi Arab adalah huruf dan tulisan Arab yang dikenal dalam Alquran. Di kalangan umat Islam, kaligrafi telah dikenal sejak zaman Nabi Adam. Namun, ketika itu, kaligrafi tidak diarahkan dalam bentuk seni yang indah.
Sejalan dengan penyebaran agama Islam, Kaligrafi Arab juga melngalami perkembangan. Pada tahun 1000 diciptakan gaya naskhi yang didasarkan pada huruf kursif yang digunakan untuk menyalin Alquran. Gaya ini mempunyai variasi thuluth dan tumar.
5. Karya Sastra
Karya sastra yang bertemakan keislaman cukup banyak, di antaranya:
a. Hikayat Amir Hamzah dan Hikayah 1001 Malam. Cerita Anonim;
b. Hikayat Panca Tanderan, karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi;
c. Syair Melayu dan Syair Si Burung Pingai, karya Hamzah Fansuri;
d. Tajussalatin, karya Buchari Al Jauhari; dan
e. Bustanussalatin, karya Nurruddin Ar Raniri.
Sejarah Perkembangan Islam di Maluku, Papua, dan NTT
Islam Maluku
Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.
f. Islam Papua
Beberapa kerajaan di kepulauan Maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau Papua menjadikan Islam masuk pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak kepala-kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain yang di bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan. Pada periode ini pula, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan, banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua memeluk Islam. Namun, dibanding wilayah lain, perkembangan Islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu besar.
g. Islam Nusa Tenggara
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. Hubungan Sumbawa yang baik dengan Kerajaan Makassar membuat Islam turut berlayar pula ke Nusa Tenggara. Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik kesimpula, bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika dikaitkan dengan peran Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia telah memiliki cikal bakal atau embrio untuk membangun dan menjadi sebuah negara Islam.
Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.
f. Islam Papua
Beberapa kerajaan di kepulauan Maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau Papua menjadikan Islam masuk pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak kepala-kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain yang di bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan. Pada periode ini pula, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan, banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua memeluk Islam. Namun, dibanding wilayah lain, perkembangan Islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu besar.
g. Islam Nusa Tenggara
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. Hubungan Sumbawa yang baik dengan Kerajaan Makassar membuat Islam turut berlayar pula ke Nusa Tenggara. Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik kesimpula, bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika dikaitkan dengan peran Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia telah memiliki cikal bakal atau embrio untuk membangun dan menjadi sebuah negara Islam.
Sejarah Perkembangan Islam di Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis yang datang pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di Kerajaan Goa yang beribu negeri di Makassar.
Raja Goa pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan Perdana Menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dakwah Islam telah sampai pula pada ayahanda Sultan Alaidin yang bernama Tonigallo dari Sultan Ternate yang lebih dulu memeluk Islam. Namun Tonigallo khawatir jika ia memeluk Islam, ia merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan Ternate.
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal karena pemahaman dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal, Datuk ri Bandang, datuk Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubaligh asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar.
Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
Sejarah Perkembangan Islam di Kalimantan
Islam Kalimantan
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua pintu.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama Besar).
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua pintu.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama Besar).
Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Jawa
Selain di Pulau Sumatera, dakwah Islam juga dilakukan dalam waktu yang bersamaan di Pulau Jawa. Prof. Hamka dalam Sejarah Umat Islam mengungkapkan, pada tahun 674 sampai 675 masehi duta dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain adalah sahabat Rasulullah sendiri Muawiyah bin Abu Sofyan, diam-diam meneruskan perjalanan hingga ke Pulau Jawa. Muawiyah yang juga pendiri Daulat Umayyah ini menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu. Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Maka, bisa dibilang Islam merambah tanah Jawa pada abad awal perhitungan hijriah.
Jika demikian, maka tak heran pula jika tanah Jawa menjadi kekuatan Islam yang cukup besar dengan Kerajaan Giri, Demak, Pajang, Mataram, bahkan hingga Banten dan Cirebon. Proses dakwah yang panjang, yang salah satunya dilakukan oleh Wali Songo atau Sembilan Wali adalah rangkaian kerja sejak kegiatan observasi yang pernah dilakukan oleh sahabat Muawiyah bin Abu Sofyan.
Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sangatlah tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan pondasi-pondasi yang kuat dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang berbentuk kerajaan. Kerajaan Islam di tanah Jawa yang paling terkenal memang adalah Kerajaan Demak. Namun, keberadaan Giri tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah Jawa.
Sebelum Demak berdiri, Raden Paku yang berjuluk Sunan Giri atau yang nama aslinya Maulana Ainul Yaqin, telah membangun wilayah tersendiri di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah kerajaan agama dan juga pusat pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri ini pula dihasilkan pendakwah-pendakwah yang kelah dikirim ke Nusatenggara dan wilayah Timur Indonesia lainnya.
Giri berkembang dan menjadi pusat keagamaan di wilayah Jawa Timur. Bahkan, Buya Hamka menyebutkan, saking besarnya pengaruh kekuatan agama yang dihasilkan Giri, Majapahit yang kala itu menguasai Jawa tak punya kuasa untuk menghapus kekuatan Giri. Dalam perjalanannya, setelah melemahnya Majapahit, berdirilah Kerajaan Demak. Lalu bersambung dengan Pajang, kemudian jatuh ke Mataram.
Meski kerajaan dan kekuatan baru Islam tumbuh, Giri tetap memainkan peranannya tersendiri. Sampai ketika Mataram dianggap sudah tak lagi menjalankan ajaran-ajaran Islam pada pemerintahan Sultan Agung, Giri pun mengambil sikap dan keputusan. Giri mendukung kekuatan Bupati Surabaya untuk melakukan pemberontakan pada Mataram.
Meski akhirnya kekuatan Islam melemah saat kedatangan dan mengguritanya kekuasaan penjajah Belanda, kerajaan dan tokoh-tokoh Islam tanah Jawa memberikan sumbangsih yang besar pada perjuangan. Ajaran Islam yang salah satunya mengupas makna dan semangat jihad telah menorehkan tinta emas dalam perjuangan Indonesia melawan penjajah. Tak hanya di Jawa dan Sumatera, tapi di seluruh wilayah Nusantara.
Muslim Indonesia mengantongi sejarah yang panjang dan besar. Sejarah itu pula yang mengantar kita saat ini menjadi sebuah negeri Muslim terbesar di dunia. Sebuah sejarah gemilang yang pernah diukir para pendahulu, tak selayaknya tenggelam begitu saja. Kembalikan izzah Muslim Indonesia sebagai Muslim pejuang. Tegakkan kembali kebanggaan Muslim Indonesia sebagai Muslim bijak, dalam dan sabar.
Kita adalah rangkaian mata rantai dari generasi-generasi tangguh dan tahan uji. Maka sekali lagi, tekanan dari luar, pengkhianatan dari dalam, dan kesepian dalam berjuang tak seharusnya membuat kita lemah. Karena kita adalah orang-orang dengan sejarah besar. Karena kita mempunyai tugas mengembalikan sejarah yang besar.
Sejarah Perkembangan Islam di Sumatra
Melacak sejarah masuknya Islam ke Indonesia bukanlah urusan mudah. Tak banyak jejak yang bisa dilacak. Ada beberapa pertanyaan awal yang bisa diajukan untuk menelusuri kedatangan Islam di Indonesia. Beberapa pertanyaan itu adalah, darimana Islam datang? Siapa yang membawanya dan kapan kedatangannya?
Ada beberapa teori yang hingga kini masih sering dibahas, baik oleh sarjana-sarjana Barat maupun kalangan intelektual Islam sendiri. Setidaknya ada tiga teori yang menjelaskan kedatangan Islam ke Timur Jauh termasuk ke Nusantara. Teori pertama diusung oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar disebut sebagai asal masuknya Islam di Nusantara.
Dalam L’arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut didasarkan pada pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada dalam Islam pada masa-masa awal, yakni pada abad ke-12 atau 13. Snouck juga mengatakan, teorinya didukung dengan hubungan yang sudah terjalin lama antara wilayah Nusantara dengan daratan India.
Sebetulnya, teori ini dimunculkan pertama kali oleh Pijnappel, seorang sarjana dari Universitas Leiden. Namun, nama Snouck Hurgronje yang paling besar memasarkan teori Gujarat ini. Salah satu alasannya adalah, karena Snouck dipandang sebagai sosok yang mendalami Islam. Teori ini diikuti dan dikembangkan oleh banyak sarjana Barat lainnya.
Teori kedua, adalah Teori Persia. Tanah Persia disebut-sebut sebagai tempat awal Islam datang di Nusantara. Teori ini berdasarkan kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Misalnya saja tentang peringatan 10 Muharam yang dijadikan sebagai hari peringatan wafatnya Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Selain itu, di beberapa tempat di Sumatera Barat ada pula tradisi Tabut, yang berarti keranda, juga untuk memperingati Hasan dan Husein. Ada pula pendukung lain dari teori ini yakni beberapa serapan bahasa yang diyakini datang dari Iran. Misalnya jabar dari zabar, jer dari ze-er dan beberapa yang lainnya.
Teori ini menyakini Islam masuk ke wilayah Nusantara pada abad ke-13. Dan wilayah pertama yang dijamah adalah Samudera Pasai.
Kedua teori di atas mendatang kritikan yang cukup signifikan dari teori ketiga, yakni Teori Arabia. Dalam teori ini disebutkan, bahwa Islam yang masuk ke Indonesia datang langsung dari Makkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pun bukan pada abad ke-12 atau 13, melainkan pada awal abad ke-7. Artinya, menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal abad hijriah, bahkan pada masa khulafaur rasyidin memerintah. Islam sudah mulai ekspidesinya ke Nusantara ketika sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib memegang kendali sebagai amirul mukminin.
Bahkan sumber-sumber literatur Cina menyebutkan, menjelang seperempat abad ke-7, sudah berdiri perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Di perkampungan-perkampungan ini diberitakan, orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk lokal dan membentuk komunitas-komunitas Muslim.
Dalam kitab sejarah Cina yang berjudul Chiu T’hang Shu disebutkan pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih, sebutan untuk orang Arab, pada tahun tahun 651 Masehi atau 31 Hijirah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama kedatangan duta yang dikirim oleh Tan mi mo ni’. Tan mi mo ni’ adalah sebutan untuk Amirul Mukminin.
Dalam catatan tersebut, duta Tan mi mo ni’ menyebutkan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dan sudah tiga kali berganti kepemimpinan. Artinya, duta Muslim tersebut datang pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan.
Biasanya, para pengembara Arab ini tak hanya berlayar sampai di Cina saja, tapi juga terus menjelajah sampai di Timur Jauh, termasuk Indonesia. Jauh sebelum penjelajah dari Eropa punya kemampuan mengarungi dunia, terlebih dulu pelayar-pelayar dari Arab dan Timur Tengah sudah mampu melayari rute dunia dengan intensitas yang cukup padat. Ini adalah rute pelayaran paling panjang yang pernah ada sebelum abad 16.
Hal ini juga bisa dilacak dari catatan para peziarah Budha Cina yang kerap kali menumpang kapal-kapal ekspedisi milik orang-orang Arab sejak menjelang abad ke-7 untuk pergi ke India. Bahkan pada era yang lebih belakangan, pengembara Arab yang masyhur, Ibnu Bathutah mencatat perjalanannya ke beberapa wilayah Nusantara. Tapi sayangnya, tak dijelaskan dalam catatan Ibnu Bathutah daerah-daerah mana saja yang pernah ia kunjungi.
Kian tahun, kian bertambah duta-duta dari Timur Tengah yang datang ke wilayah Nusantara. Pada masa Dinasti Umayyah, ada sebanyak 17 duta Muslim yang datang ke Cina. Pada Dinasti Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan abad ke-7 sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu atau Kanton.
Tentu saja, tak hanya ke negeri Cina perjalanan dilakukan. Beberapa catatan menyebutkan duta-duta Muslim juga mengunjungi Zabaj atau Sribuza atau yang lebih kita kenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini sangat bisa diterima karena zaman itu adalah masa-masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Tidak ada satu ekspedisi yang akan menuju ke Cina tanpa melawat terlebih dulu ke Sriwijaya.
Sebuah literatur kuno Arab yang berjudul Aja’ib al Hind yang ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar al Ramhurmuzi pada tahun 1000 memberikan gambaran bahwa ada perkampungan-perkampungan Muslim yang terbangun di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan kekhalifahan Islam di Timur Tengah terus berlanjut hingga di masa khalifah Umar bin Abdul Azis. Ibn Abd Al Rabbih dalam karyanya Al Iqd al Farid yang dikutip oleh Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII menyebutkan ada proses korespondensi yang berlangsung antara raja Sriwijaya kala itu Sri Indravarman dengan khalifah yang terkenal adil tersebut.
“Dari Raja di Raja [Malik al Amlak] yang adalah keturunan seribu raja; yang istrinya juga cucu seribu raja; yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah; yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil; kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya,” demikian antara lain bunyi surat Raja Sriwijaya Sri Indravarman kepada Khalifah Umar bin Abdul Azis. Diperkirakan hubungan diplomatik antara kedua pemimpin wilayah ini berlangsung pada tahun 100 hijriah atau 718 masehi.
Tak dapat diketahui apakah selanjutnya Sri Indravarman memeluk Islam atau tidak. Tapi hubungan antara Sriwijaya Dan pemerintahan Islam di Arab menjadi penanda babak baru Islam di Indonesia. Jika awalnya Islam masuk memainkan peranan hubungan ekonomi dan dagang, maka kini telah berkembang menjadi hubungan politik keagamaan. Dan pada kurun waktu ini pula Islam mengawali kiprahnya memasuki kehidupan raja-raja dan kekuasaan di wilayah-wilayah Nusantara.
Pada awal abad ke-12, Sriwijaya mengalami masalah serius yang berakibat pada kemunduran kerajaan. Kemunduran Sriwijaya ini pula yang berpengaruh pada perkembangan Islam di Nusantara. Kemerosotan ekonomi ini pula yang membuat Sriwijaya menaikkan upeti kepada kapal-kapal asing yang memasuki wilayahnya. Dan hal ini mengubah arus perdagangan yang telah berperan dalam penyebaran Islam.
Selain Sabaj atau Sribuza atau juga Sriwijaya disebut-sebut telah dijamah oleh dakwah Islam, daerah-daerah lain di Pulau Sumatera seperti Aceh dan Minangkabau menjadi lahan dakwah. Bahkan di Minangkabau ada tambo yang mengisahkan tentang alam Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad. Ini adalah salah satu jejak Islam yang berakar sejak mula masuk ke Nusantara.
Di saat-saat itulah, Islam telah memainkan peran penting di ujung Pulau Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal dalam sejarah. Namun ada pendapat lain dari Prof. Ali Hasjmy dalam makalahnya pada Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang digelar pada tahun 1978. Menurut Ali Hasjmy, kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Perlak.
Masih banyak perdebatan memang, tentang hal ini. Tapi apapun, pada periode inilah Islam telah memegang peranan yang signifikan dalam sebuah kekuasaan. Pada periode ini pula hubungan antara Aceh dan kilafah Islam di Arab kian erat.
Selain pada pedagang, sebetulnya Islam juga didakwahkan oleh para ulama yang memang berniat datang dan mengajarkan ajaran tauhid. Tidak saja para ulama dan pedagang yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam dan datang langsung ke sumbernya, di Makkah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh, terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke-16. Bahkan pada tahun 974 hijriah atau 1566 masehi dilaporkan, ada lima kapal dari Kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah.
Ukhuwah yang erat antara Aceh dan kekhalifahan Islam itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Makkah. Puncak hubungan baik antara Aceh dan pemerintahan Islam terjadi pada masa Khalifah Utsmaniyah. Tidak saja dalam hubungan dagang dan keagamaan, tapi juga hubungan politik dan militer telah dibangun pada masa ini. Hubungan ini pula yang membuat angkatan perang Utsmani membantu mengusir Portugis dari pantai Pasai yang dikuasai sejak tahun 1521. Bahkan, pada tahun-tahun sebelumnya Portugis juga sempat digemparkan dengan kabar pemerintahan Utsmani yang akan mengirim angkatan perangnya untuk membebaskan Kerajaan Islam Malaka dari cengkeraman penjajah. Pemerintahan Utsmani juga pernah membantu mengusir Parangi (Portugis) dari perairan yang akan dilalui Muslim Aceh yang hendak menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Sejarah Ternate dan Tidore
Diperkirakan masuknya agama Islam di Maluku sekitar abad ke-16. Sedangkan yang membawa ajaran agama Islam ke Maluku ialah para pedagang Islam. Sebagai pusat penyebaran agama Islam di Maluku adalah Kerajaan Ternate yang terletak di Pulau ternate. Selain kerajaan Islam Ternate terdapat pula sebuah kerajaan Islam lainnya, yaitu kerajaan Tidore yang terletak di Pulau Tidore di sebelah barat Pulau Halmahera. Kedua kerajaan Islam tersebut meliputi wilayah pulau-pulau yang terdapat di kepulauan Maluku. Selain dikenal sebagai kerajaan Islam, Ternate dan Tidore dikenal pula sebagai daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkih. Dari penghasilan rempah-rempah yang cukup melimpah inilah kedua kerajaan tersebut menjadi makmur.
Keberhasilan Maluku di bidang rempah-rempah karena rakyat di sana sudah mengusahakan tanaman rempah-rempah sejak abad ke-12. Menurut catatan sejarah, tanaman rempah-rempah seperti pala dan cengkih ini semula adalah tanaman hasil hutan. Karena banyak permintaan, sedangkan hasil yang diperoleh tidak mencukupi permintaan pasar, rakyat Maluku mulai membudidayakan jenis tanaman rempah-rempah tersebut di lahan perkebunan. Mereka mengolah tanaman itu masing-masing dan ternyata tanaman itu membawa keberuntungan yang cukup besar. Bahkan, pada akhimya jenis tanaman tersebut mulai menyebar ke Pulau Seram, Pulau Buru, dan Pulau Ambon.
Akibat melimpahnya persediaan rempah-rempah tersebut banyak kapal dagang berdatangan ke Maluku, di antaranya kapal-kapal dagang dari Jawa Timur dengan membawa beras, garam, dan sebagainya untuk ditukarkan dengan hasil rempah-rempah seperti pala dan cengkih.
Dengan semakin lakunya hasil rempah-rempah tersebut, di antara kerajaan Ternate dan Tidore timbul persaingan dagang. Sehingga untuk memperkuat dirinya masing-masing, kerajaan Ternate membentuk persekutuan dengan Pulau Bacan, Obi, Seram, dan Ambon. Bentuk persekutuan tersebut dinamakan Uli Lima yang berarti lima saudara. Sedangkan di pihak kerajaan Tidore membentuk persekutuan dengan pulau-pulau seperti Pulau Makian, Jailolo (Halmahera) sampai ke Irian. Bentuk persekutuan tersebut dinamakan Uli Siwa yang berarti sembilan saudara. Meskipun adanya persekutuan serta persaingan di antara kedua kerajaan tersebut, tetapi tidak menimbulkan konflik/peperangan.
Mereka bersaing dalam segi harga, pelayanan, dan kualitas mata dagang. Persaingan ini semakin meningkat setelah datangnya para pedagang dari benua Eropa, seperti pedagang Spanyol dan Portugis.
Sejarah Kerajaan Banten
Ketika di Demak terjadi perebutan kekuasaan sesama keluarga raja, Banten yang merupakan bagian wilayah kekuasaan kerajaan Demak segera melepaskan diri dari kekuasaan Demak. Sejak melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak, Banten berdiri menjadi sebuah kerajaan. Sedangkan kekuasaan atas Kerajaan Banten dipegang oleh Falatehan sebagai raja Banten yang pertama. Selanjutnya, Beliau menyerahkan kekuasaannya kepada seorang putranya yang bernama Hasanuddin. Sultan Hasanuddin memerintah kerajaan Banten pada tahun 1552.
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Banten berkembang pesat. Di mana banyak kapal dagang milik pedagang Islam berlabuh di Banda Aceh, kemudian menelusuri pantai barat Sumatra dan Selat Sunda lalu singgah di Pelabuhan Banten.
Wilayah kekuasaan kerajaan Banten semakin bertambah luas dengan masuknya Lampung dan Silebar (Bengkulu) ke dalam kekuasaan Banten. Di mana kedua daerah tersebut begitu kaya dengan perkebunan lada yang banyak diangkut ke Banten. Akibatnya, Banten menjadi pusat perdagangan lada. Sultan Hasanuddin wafat pada tahun 1570 kemudian beliau digantikan oleh Pangeran Maulana Yusuf. Salah seorang penyebar agama Islam berasal dari Sumatera yang datang ke Sulawesi yakni Datuk Ri Bandang.
Sekitar tahun 1605 agama Islam mulai berkembang di Gowa dan Tallo (Sulawesi Selatan). Gowa dan Tallo merupakan dua buah kerajaan yang satu sama lainnya memiliki hubungan persaudaraan. Kerajaan Goa mencapai puncak keemasannya ketika diperintah Daeng Manrabia yang bergelar Sultan Alaudin. Sedangkan Kerajaan Tallo mencapai puncak keemasannya ketika diperintah Karaeng Matoaya yang bergelar Sultan Abdullah. Kerajaan Gowa dan Tallo ini mencapai puncak keemasannya dari tahun 1591 sampai tahun 1638. Keistimewaan kedua kerajaan bersaudara ini karena Sultan Abdullah, raja Tallo merangkap pula sebagai Mangkubumi/Perdana Menteri di Kerajaan Gowa. Dari kedua kerajaan inilah agama Islam tersebar sampai ke daerah Nusa Tenggara Timur dan sebagian Nusa Tenggara Barat.
Kerajaan Gowa dan Tallo dikenal pula sebagai kerajaan maritim. Kehebatan kedua kerajaan ini berkat keberadaan perahu-perahu pinisi atau lebih dikenal dengan sebutan perahu pinisi yang dapat melakukan pelayaran bukan hanya di wilayah Nusantara, tetapi mereka pun sering melayari samudera-samudera luas. Sehingga tidak aneh kalau sampai sekarang orang-orang Bugis dan Makasar dikenal sebagai pelaut-pelaut ulung yang sulit dicari tandingannya.
Makasar sebagai ibu kota Kerajaan Gowa berkembang menjadi bandar internasional. Selain banyak didatangi kapal dagang asing, seperti dari China, India, Arab, Portugis, Inggris, dan Denmark, Makasar semakin berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Muhammad, putra Sultan Alaudin antara tahun 1639 sampai tahun 1653. Kemudian Sultan Muhammad digantikan oleh putranya, yaitu Sultan Hasanuddin yang memerintah dari tahun 1653 sampai tahun 1669. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Gowa benar-benar berada pada puncak keemasannya.
Selanjutnya berkat Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa dan Tallo semakin memacu agar keberadaan dan keberhasilan tersebut benar-benar kuat. Kemudian dibentuk pula suatu susunan tentang tata pelayaran dan perniagaan dalam bentuk undang-undang hukum niaga yang disebut Ade Allopil Oping Bicaranua Pabbalu’e yang tertulis dalam sebuah kitab/buku yang terbuat dari daun lontar dan disebut Lontar Amanna Gappa.
Sejarah Kerajaan Cirebon
Setelah Fatahillah (Falatehan) menyerahkan kekuasaan kerajaan Banten kepada Hasanuddin, ia kemudian pindah ke Cirebon. Di Cirebon Falatehan segera memegang tampuk pimpinan sebagai raja pertama di Cirebon, di samping beliau sangat aktif menyebarkan ajaran agama Islam di Jawa Barat.
Semakin lama wilayah kekuasaan Cirebon semakin luas. Cirebon menjadi kota yang amat serasi dan ditata sedemikian rupa sehingga jalan-jalan di daerah Cirebon menjadi luas, lebar, dan bersih.
Kerajaan Cirebon memiliki hubungan yang sangat erat dengan kerajaan Mataram. Hal ini disebabkan Cirebon merupakan salah satu kerajaan Islam yang didirikan oleh seorang wali. Pada tahun 1570 Falatehan wafat kemudian dimakamkan di Gunung Jati. Itulah sebabnya beliau terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Setelah Falatehan wafat, beliau kemudian digantikan oleh cicitnya yang bemama Panembahan Ratu. Kemudian pada abad ke-17 kerajaan Cirebon pecah menjadi dua bagian, yaitu Kanoman dan Kasepuhan.
Sejarah kerajaan Mataram
Karena jasa Pamanahan dan Panjawi yang berhasil melawan Arya Panangsang, sebagai rasa terima kasihnya tersebut Adiwijaya menghadiahkan daerah kedudukan di Mataram untuk Pamanahan. Sedangkan Panjawi mendapat daerah berkedudukan di Pati.
Mataram di bawah pimpinan Pamanahan berkembang menjadi daerah yang cukup ramai. Bahkan, Pamanahan kemudian terkenal dengan julukan sebagai Kyai Gede Pamanahan atau ada juga yang menyebutnya sebagai Ki Gede Mataram. Akan tetapi, pada tahun 1575 Kyai Gede Pamanahan wafat. Selanjutnya beliau digantikan oleh putranya yang bernama Raden Sutawijaya yang sebelumnya mengabdi di Keraton Pajang sebagai kepala barisan pengawal Sultan Adiwijaya.
Raden Sutawijaya dikenal pula sebagai seorang yang pemberani. Beliau sangat pandai dan cerdik dalam mengatur siasat perang melawan musuh dan selalu unggul dalam setiap peperangan. Beliau mendapat julukan sebagai Senapati Ing Ngalada Ngaladarahman Sayyidinn Panatagama, yang artinya panglima perang di medan laga hamba Allah yang Maha Penyayang serta sebagai pengemban tugas agama Islam.
Pada waktu Raden Sutawijaya sedang meneruskan pembangunan dan pengembangan kerajaan Mataram, tiba-tiba beliau wafat. Dengan demikian, putranya yang bernama Pangeran Bawana naik tahta menggantikan ayahandanya.
Akan tetapi, di pihak lain, yakni Arya Pangiri, putra Pangeran Prawoto yang terbunuh oleh Arya Panangsang merasa iri atas pengangkatan Pangeran Bawana. Ia beranggapan bahwa dirinyalah yang berhak duduk menjadi raja pengganti Sultan Adiwijaya. Hal ini karena Arya Pangiri masih keturunan langsung dari Pangeran Tranggono.
Dengan berbagai alasan, akhirnya Arya Pangiri berhasil duduk sebagai penguasa Pajang. Sedangkan Pangeran Bawana diangkat sebagai Adipati Jipang. Setelah Arya Pangiri menduduki tahta Kerajaan Pajang, ternyata ia tidak disukai rakyat karena ia dikenal sangat zalim dan tidak mampu mengendalikan roda pemerintahan kerajaan Pajang. Akibatnya, banyak rakyat mengalami penderitaan.
Melihat rakyat menderita akibat ulah kepemimpinan Arya Pangiri, Pangeran Bawana segera menghubungi Sutawijaya untuk bersama-sama menyerang Pajang. Akhirnya, kerajaan Pajang berhasil direbut kembali dan Pangeran Bawana tidak lama berkuasa karena beliau merasa tidak mampu lagi memimpin Kerajaan Pajang. Kemudian tahta Kerajaan Pajang diserahkan kepada Sutawijaya. Setelah Sutawijaya duduk sebagai raja menggantikan Pangeran Bawana, ibu kota Pajang selanjutnya dipindahkan ke Mataram.
Untuk menghormati dan menghargai kerelaan Pangeran Bawana yang menyerahkan tahta kerajaan Pajang, Sutawijaya tidak mengenakan gelar Sultan, tetapi beliau menggunakan gelar Panembahan Senapati. Pada waktu Sutawijaya yang telah bergelar sebagai Panembahan Senapati ternyata banyak menghadapi berbagai bentuk pemberontakan, misalnya pemberontakan di Madiun dan Ponorogo. Kemudian ada lagi pemberontakan di Pati dan Demak.
Namun, pada tahun 1601 Panembahan Senapati wafat. Beliau digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang. Seperti halnya ayahandanya, Mas Jolang selama memimpin tahta kerajaan Mataram harus pula menghadapi pemberontakan dan perlawanan dari berbagai daerah. Selama lebih kurang tiga tahun, Mas Jolang harus menghadapi Demak. Kemudian ia harus pula menghadapi Ponorogo yang bangkit kembali memberontak. Walaupun Mas Jolang berhasil menumpas pemeberontakan Demak dan Ponorogo, tetapi Surabaya menyatakan lepas dari kekuasaan Mataram. Mas Jolang mengirim pasukannya untuk mencegah Surabaya lepas dari kekuasaan Mataram, tetapi Surabaya bersikeras walaupun Gresik dan Mojokerto berhasil dikuasai kembali. Sebelum Surabaya berhasil ditaklukkan, Mas Jolang wafat di daerah perburuan sehingga beliau dijuluki sebagai Panembahan Seda Krapyak.
Setelah Mas Jolang wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Adipati Martapura. Ternyata selama kepemimpinannya Adipati Martapura sering sakit-sakitan. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan, beliau digantikan oleh adiknya yang bernama Mas Rangsang. Di bawah kepemimpinan Mas Rangsang inilah kerajaan Mataram tumbuh menjadi sebuah kerajaan yang besar dan sangat disegani. Mas Rangsang selanjutnya dikenal pula dengan sebutan Sultan Mas Agung.
Sejarah Kerajaan Pajang
Dalam pertempuran melawan Arya Panangsang, Jaka Tingkir memperoleh bantuan dari beberapa orang pengikutnya. Salah seorang pengikut setianya adalah Kyai Ageng Pamanahan sehingga berhasil menewaskan Arya Panangsang. Atas jasanya itulah, kyai Ageng Pamanahan memperoleh hadiah dari Sultan Adiwijaya berupa tanah yang terletak di daerah Mataram. Sedangkan Sultan Adiwijaya tetap berkuasa di Pajang.
Berdirinya Kerajaan Pajang tidak begitu lama karena setelah wafatnya Sultan Adiwijaya di kerajaan Pajang terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri, putra Sultan Prawoto mencoba merebut kerajaan Pajang. Akan tetapi, usahanya tersebut berhasil digagalkan oleh Pangeran Benawa, putra Sultan Adiwijaya.
Dalam mempertahankan kerajaan Pajang dari rebutan Arya Pangiri, Pangeran Benawa dibantu oleh Sutawijaya, anak kyai Ageng Pamanahan. Setelah berhasil mengalahkan Arya Pangiri, Pangeran Benawa menyerahkan kekuasaan Pajang kepada Sutawijaya karena merasa tidak mampu memimpin kerajaan Pajang. Kemudian kerajaan Pajang oleh Sutawijaya dipindahkan ke Mataram. Maka, sejak tahun 1586 berdirilah kerajaan Mataram Islam.
Sejarah Kerajaan Demak
Kerajaan Majapahit sudah semakin melemah, akibatnya perhatian-perhatian terhadap daerah-daerah kekuasaannya semakin melemah. Sehingga banyak daerah kekuasaannya memisahkan diri. Salah satu dari sekian banyak tersebut adalah Demak. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Pulau Jawa semakin meningkat pula.
Pada tahun 1500 Masehi Raden Fatah yang sudah memeluk agama Islam mendirikan kerajaan Islam Demak dan lepas dari berbagai pengaruh Majapahit. Pada waktu singkat Demak yang semula dikenal sebagai daerah agraris (pertanian) berkembang menjadi negara agraris sekaligus negara maritim. Hal ini disebabkan letak kerajaan Demak sangat strategis. Demak tidak jauh dari laut dan tumbuh menjadi bandar transit bagi para pedagang nusantara yang banyak membawa berbagai hasil bumi, seperti beras dan rempah-rempah. Hal yang paling utama karena para pedagang asing memang memerlukan barang-barang dagangan tersebut. Pendek kata, kerajaan Demak tumbuh dan berkembang menjadi tempat penyimpanan berbagai hasil bumi. Akibat kepesatan serta kemajuan kerajaan Islam Demak, akhirnya banyak daerah pesisir Pulau Jawa mengetahui kedaulatan kerajaan Demak tersebut.
Untuk memperkuat keberadaan kerajaan Demak, Raden Fatah mengutus dan mempercayai putranya yang bernama Pati Unus yang pada saat itu berkedudukan sebagai Adipati Jepara agar dapat memperluas daerah kekuasaannya. Bahkan, untuk memenuhi cita-cita tersebut Pati Unus pernah memimpin armada perang kerajaan Demak untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Pati Unus mendapat julukan sebagai Pangeran Seberang Lor, artinya pangeran yang pernah melakukan penyerangan ke utara.
Pada tahun 1518 Pati Unus naik tahta menggantikan ayahnya Raden Fatah yang telah wafat. Akan tetapi, Pati Unus tidak lama memerintah di kerajaan Demak karena setelah tiga tahun memimpin Demak beliau wafat.
Selanjutnya, sebagai pengganti Pati Unus diangkatlah adiknya yang bernama Pangeran Tranggono. Pada masa pemerintahan Pangeran Tranggono mulai dirasakan bahwa Portugis sedang merencanakan untuk menyerang Pulau Jawa. Karena itu, Pangeran Tranggono memperkuat daerah-daerah kekuasaannya. Beliau juga menjalin kerja sama dengan para adipati, terutama yang beragama Islam dan terletak di bagian utara Pulau Jawa. Ternyata ajakan pangeran Tranggono mendapat sambutan yang baik sekali sehingga kemudian terbentuk suatu kekuatan baru dan Demak menjadi pusat federasi tersebut. Ini menandakan bahwa agama Islam berhasil menyatukan seluruh penganutnya, khususnya di kerajaan Demak. Bahkan, hampir di semua pesisir pantai utara yang dipimpin para adipati tersebut bersatu untuk menghadapi setiap serangan Portugis yang berkedudukan di Malaka.
Bersamaan dengan pangeran Tranggono memperkukuh dirinya bersama para adipati di utara pulau Jawa, Portugis berhasil menduduki Samudra Pasai. Salah seorang ulama Samudra Pasai bernama Fatahillah (Falatehan) berhasil melarikan diri ke Demak dan disambut senang hati oleh Pangeran Tranggono. Bahkan, Fatahillah langsung diangkat sebagai panglima armada kerajaan Demak dan sekaligus dinikahkan dengan adik Pangeran Tranggono.
Di bawah pimpinan Fatahillah, Demak berhasil menguasai bandar-bandar pelabuhan yang dikuasai kerajaan Pajajaran yang masih beragama Hindu. Mengetahui bahwa pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut pelabuhan di Cirebon dan Banten, Portugis merasa khawatir. Kemudian Portugis mendekati raja Pajajaran. Raja pajajaran menyambut pendekatan yang dilakukan oleh pihak Portugis untuk melakukan kerja sama di antaranya mengizinkan Portugis menggunakan benteng pertahanan di bandar pelabuhan Pajajaran, yaitu Sunda Kelapa. Akan tetapi, sebelum maksud Portugis itu tercapai, bandar pelabuhan Sunda Kelapa sudah terlebih dahulu dikuasai pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Begitu pula armada perang Portugis berhasil dihancurkan oleh armada perang Demak yang pada waktu itu berusaha mendekati bandar pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah pelabuhan Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Fatahillah, pada tanggal 22 Juni 1527 diganti namanya menjadi Jayakarta. Sehingga sampai saat ini setiap tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Pada waktu Fatahillah bersama pasukannya melancarkan serangan ke bagian barat, Sultan Tranggono beserta pasukannya yang lain mengadakan gerakan ke selatan dan berhasil menguasai kerajaan Mataram. Kemudian mengadakan gerakan ke arah timur dan berhasil menguasai kerajaan Singasari. Akan tetapi, pada waktu Sultan Tranggono bersama pasukannya melakukan penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, beliau gugur di medan pertempuran.
Setelah Sultan Tranggono wafat, terjadilah suatu perebutan kekuasaan di dalam keluarga Sultan Tranggono, yaitu antara putranya yang bernama Pangeran Prawoto melawan Pangeran Arya Panangsang, yaitu putra kakak Sultan Tranggono. Pada suatu saat kakak Sultan Tranggono terbunuh di tepi sungai. Kemudian beliau dijuluki sebagai pangeran Sekar Seda Lepen yang berarti bunga yang gugur di tepi sungai. Akibat terbunuhnya pangeran Sekar Seda Lepen, putranya yang bernama pangeran Arya Panangsang, salah seorang Adipati Jipang Panolan di Jawa Timur, menuduh Pangeran Prawoto, putra Sultan Tranggono ada di balik pembunuhan ayahnya tersebut.
Akhirnya, Pangeran Prawoto beserta seluruh keluarganya dibunuh. Ketika berusaha menduduki tahta kerajaan Demak, Pangeran Arya Panangsang melakukan pula pembunuhan terhadap Adipati Jepara yang memiliki pengaruh besar terhadap kerajaan Demak. Sedangkan istri Adipati Jepara yang bernama Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari pembunuhan tersebut dan selanjutnya menghimpun para adipati lainnya untuk mengadakan perlawanan terhadap Pangeran Arya Panangsang. Bahkan, Ratu Kalinyamat berhasil pula membujuk menantu Sultan Tranggono yang bernama Adiwijaya untuk menjadi Adipati di Pajang.
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan pertama kali oleh Sultan Ibrahim. Beliau kemudian bergelar Sultan Ali Mughayat Syah. Masa pemerintahannya berlangsung dari tahun 1514-1528. Kerajaan Aceh mengalami kemajuan setelah kerajaan Malaka jatuh ke tangan kekuasaan Portugis sehingga para pedagang mengalihkan ke kerajaan Aceh. Dengan semakin berkembang usaha perdagangan antara kerajaan Aceh dan para pedagang asing dan pedagang dari wilayah nusantara lainnya, Aceh mengalami kemakmuran. Sultan Ibrahim kemudian melakukan perluasan wilayah dengan menaklukkan daerah Pedir yang sangat kaya dengan hasil ladanya.
Setelah berhasil menguasai Pedir, selanjutnya kerajaan Aceh berhasil pula menguasai pantai barat Sumatra yang dikenal penghasil emas di samping lada. Usaha menguasai daerah pantai barat Sumatra ini dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah. Dengan demikian, wilayah kekuasaan kerajaan Aceh semakin luas, yang meliputi seluruh Aceh, Tapanuli, dan sebagian wilayah Sumatra Barat. Kemudian sebagian pantai timur Sumatra di pesisir Selat Malaka. Pantai barat Sumatra mulai dari Kotaraja (Aceh), Barus (di Tapanuli), sampai ke Indrapura (Sumatra Timur).
Sambil menaklukkan wilayah-wilayah tersebut, dibarengi pula dengan penyebaran dan pengembangan agama Islam, di samping untuk menguasai perdagangan lada yang merupakan mata dagangan yang sangat menguntungkan pada saat itu. Dengan demikian, kerajaan Aceh menjadi pusat penyebaran agama Islam di samping sebagai pusat perdagangan.
Puncak keemasan kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda melakukan perluasan wilayah kekuasaannya ke Deli, Bintan sampai ke Semenanjung Malaka, seperti Johor, Kedah, Pahang, dan Perak. Kerajaan Aceh ketika itu benar-benar menjadi pusat perhatian para pedagang asing maupun nusantara sehingga ibukota Aceh, Kotaraja menjadi bandar pelabuhan besar yang banyak disinggahi para pedagang untuk membeli lada dan emas, terutama dari Gujarat dan Arab.
Menjelang berakhirnya pemerintahan Sultan Iskandar Muda, peranan Aceh dalam bidang perdagangan mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan banyak para pembesar/penguasa di Aceh melakukan hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lain secara sendiri-sendiri karena pemerintahan pusat kerajaan Aceh sudah lemah dan tidak mampu mencegahnya.
Kerajaan Aceh didirikan pertama kali oleh Sultan Ibrahim. Beliau kemudian bergelar Sultan Ali Mughayat Syah. Masa pemerintahannya berlangsung dari tahun 1514-1528. Kerajaan Aceh mengalami kemajuan setelah kerajaan Malaka jatuh ke tangan kekuasaan Portugis sehingga para pedagang mengalihkan ke kerajaan Aceh. Dengan semakin berkembang usaha perdagangan antara kerajaan Aceh dan para pedagang asing dan pedagang dari wilayah nusantara lainnya, Aceh mengalami kemakmuran. Sultan Ibrahim kemudian melakukan perluasan wilayah dengan menaklukkan daerah Pedir yang sangat kaya dengan hasil ladanya.
Setelah berhasil menguasai Pedir, selanjutnya kerajaan Aceh berhasil pula menguasai pantai barat Sumatra yang dikenal penghasil emas di samping lada. Usaha menguasai daerah pantai barat Sumatra ini dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah. Dengan demikian, wilayah kekuasaan kerajaan Aceh semakin luas, yang meliputi seluruh Aceh, Tapanuli, dan sebagian wilayah Sumatra Barat. Kemudian sebagian pantai timur Sumatra di pesisir Selat Malaka. Pantai barat Sumatra mulai dari Kotaraja (Aceh), Barus (di Tapanuli), sampai ke Indrapura (Sumatra Timur).
Sambil menaklukkan wilayah-wilayah tersebut, dibarengi pula dengan penyebaran dan pengembangan agama Islam, di samping untuk menguasai perdagangan lada yang merupakan mata dagangan yang sangat menguntungkan pada saat itu. Dengan demikian, kerajaan Aceh menjadi pusat penyebaran agama Islam di samping sebagai pusat perdagangan.
Puncak keemasan kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda melakukan perluasan wilayah kekuasaannya ke Deli, Bintan sampai ke Semenanjung Malaka, seperti Johor, Kedah, Pahang, dan Perak. Kerajaan Aceh ketika itu benar-benar menjadi pusat perhatian para pedagang asing maupun nusantara sehingga ibukota Aceh, Kotaraja menjadi bandar pelabuhan besar yang banyak disinggahi para pedagang untuk membeli lada dan emas, terutama dari Gujarat dan Arab.
Menjelang berakhirnya pemerintahan Sultan Iskandar Muda, peranan Aceh dalam bidang perdagangan mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan banyak para pembesar/penguasa di Aceh melakukan hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lain secara sendiri-sendiri karena pemerintahan pusat kerajaan Aceh sudah lemah dan tidak mampu mencegahnya.
Sejarah Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di Aceh Utara. Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13. Raja pertamanya adalah Sultan Malik al Saleh.
Setelah Sultan Malik al Saleh wafat pada tahun 1297 M digantikan oleh putranya bernama Sultan Muhammad. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Malik al Tahir. Sultan Malik al Tahir wafat pada tahun 1326 M dan digantikan oleh putranya bernama Sultan Ahmad. Sultan Ahmad diberi gelar Sultan Malik al Tahir. Raja-raja dari kerajaan Samudra Pasai selanjutnya banyak yang menggunakan gelar/sebutan Malik al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan pesat disebabkan oleh adanya.
a. Kerajaan Sriwijaya semakin melemah. Hal ini merupakan suatu peluang bagi kerajaan Samudra Pasai untuk terus berkembang.
b. Letak wilayah kerajaan Samudra Pasai sangat strategis karena terletak di pesisir Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasional.
Kerajaan Samudra Pasai banyak melakukan hubungan perdagangan dengan para pedagang dari India dan China. Sedangkan barang dagangan yang dihasilkan oleh Samudra Pasai berupa lada.
Masa kejayaan kerajaan Samudra Pasai berlangsung sampai abad ke-16. Setelah itu peranan Samudra Pasai khususnya dalam bidang perdagangan terdesak oleh Malaka.
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di Aceh Utara. Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13. Raja pertamanya adalah Sultan Malik al Saleh.
Setelah Sultan Malik al Saleh wafat pada tahun 1297 M digantikan oleh putranya bernama Sultan Muhammad. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Malik al Tahir. Sultan Malik al Tahir wafat pada tahun 1326 M dan digantikan oleh putranya bernama Sultan Ahmad. Sultan Ahmad diberi gelar Sultan Malik al Tahir. Raja-raja dari kerajaan Samudra Pasai selanjutnya banyak yang menggunakan gelar/sebutan Malik al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan pesat disebabkan oleh adanya.
a. Kerajaan Sriwijaya semakin melemah. Hal ini merupakan suatu peluang bagi kerajaan Samudra Pasai untuk terus berkembang.
b. Letak wilayah kerajaan Samudra Pasai sangat strategis karena terletak di pesisir Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasional.
Kerajaan Samudra Pasai banyak melakukan hubungan perdagangan dengan para pedagang dari India dan China. Sedangkan barang dagangan yang dihasilkan oleh Samudra Pasai berupa lada.
Masa kejayaan kerajaan Samudra Pasai berlangsung sampai abad ke-16. Setelah itu peranan Samudra Pasai khususnya dalam bidang perdagangan terdesak oleh Malaka.
Jalur Penyebaran Islam di Indonesia
Jalur penyebaran agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari jalur perdagangan. Hal ini karena selain melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan agama Islam.
1. Peta Persebaran Agama Islam di Indonesia
Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan karena Malaka berperan penting sebagai jalur lalulintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.
Pada akhir abad ke-15, Malaka dikunungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara, dan Saudagar dari Indonesia. Dengan demikian, Malaka menjadi pusat perdagangan di Asia.
Disamping Malaka maju dalam bidang ekonomi, bidang keagamaanpun juga maju. Dengan majunya Malaka, banyak alim ulama mengembangkan agama Islam di kota ini. Bahkan, pedagang dari Jawa dan pulau lainnya di wilayah Nusantara yang singgah ke Malaka turut mengembangkan agama Islam. Dari situlah dimulainya penyebaran agama Islam di berbagai wilayah di Nusantara.
Gambar 18.1 Peta Jalur Penyebaran Islam di Indonesia
2. Letak dan Pusat-pusat Kerajaan Islam di Nusantara
Kedatangan Islam ke berbagai wilayah di Indonesia tidaklah bersamaan. Pada saat pedagang Islam masuk ke wilayah Nusantara, kerajaan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara adalah Sriwijaya. Kemudian, pada abad ke-13 Sriwijaya mengalami kemunduran. Saat itulah Mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di wilayah Nusantara. Adapun kerajaan-kerajaan islam yang berdiri di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Kerajaan Samudra Pasai
b. Kerajaan Aceh
c. Kerajaan Demak
d. Kerajaan Pajang
e. Kerajaan Mataram
f. Kerajaan Cirebon
g. Kerajaan Banten
h. Ternate dan Tidore
Peranan Pedagang dan Ulama dalam Proses Awal Perkembangan Islam di Indonesia
Para ahli berpendapat bahwa tidak mudah untuk menentukan secara pasti kapan dan dari mana pembawa Islam pertama kali datang ke Indonesia. Karena itu, lebih baik dikatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia antara abad ke-7 s.d. 13 M dan dibawa oleh orang-orang muslim dari Arab, Persia, dan India (Gujarat dan Bengala).
1. Peranan Pedagang
Pendapat para ahli mengenai golongan-golongan pembawa Islam ke Indonesia menunjukkan persamaan. Karena kedatangan Islam melalui jalur perdagangan, pembawa-pembawanya ialah golongan pedagang. Golongan pedagang muslim berbeda dengan golngan pedagang Hindu. Pada agama Hindu hanyalah golongan brahmana atau pendeta yang melakukan kegiatan-kegiatan upacara keagamaan dan membaca buku-buku suci serta merekalah yang menyebarkan budaya Hindu itu. Jadi, para pedagang Hindu tidak berperan dalam menyebrkan agama. Sementara itu, para pedagang muslim merupakan pendakwah kepercayaan karena setiap muslim diwajibkan untuk berdakwah. Karena itu, mereka merupakan tokoh misi penyebar Islam yang umum sekali di negeri-negeri asing.
Para pedagang yang datang dengan menggunakan kapal-kapal besar tidak dapat melakukan pelayaran begitu saja. Mereka harus menunggu perubahan angin karena pada saat itu kapal-kapal belum menggunakan mesin penggerak. Untuk menunggu perubahan arah angin, setidaknya mereka harus menunggu berbulan bulan-bulan di daerah rantauannya.
Dalam waktu berbulan-bulan itu, mereka—secara langsung ataupun tidak—menyebarkan Islam kepada penduduk sekitar. Selain itu, pedagang-pedagang penyebar Islam kemungkinan disertai beberapa orang mubaligh atau guru-guru agama. Mereka tentunya memudahkan penyebaran Islam.
2. Peranan Ulama (Wali Songo)
Tokoh penyiar agama Islam di Pulau Jawa adalah para ulama atau wali. Para wali tersebut berjumlah sembilan orang sehingga dikenal dengan sebutan Wali Songo. Puncak karya gemilang mereka adalah berdirinya Kesultanan Giri, Demak, dan Cirebon, sekaligus membuktikan bahwa mereka bukanlah sufi semata yang menafikan penegakan syariat Islam yang terdiri atas:
a. Sunan Ampel
Sunan Ampel pada mulanya bernama Raden Rahmat. Sunan Ampel tergolong arsitek berdirinya kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan yang bercorak Islam, penyebaran agama Islam akan lebih mudah. Sementara itu, sebagai pusat penyebaran dan peribadatan agama Islam dibangunlah mesjid Demak oleh para wali tersebut. Dari Demak ajaran agama Islam disebarkan ke berbagai daerah di Jawa Tengah.
b. Sunan Bonang
Sunan Bonang pada mulanya bernama Makdum Ibrahim. Sunan Bonang sama dengan Sunan Ampel sebagai salah seorang pendiri kerajaan dan mesjid Demak. Sunan Bonang dikenal sebagai penyebar agama Islam di daerah Tuban dan daerah sekitar Jawa Timur.
c. Sunan Derajat
Sunan Derajat pada mulanya bernama Syarifudin. Beliau terkenal sebagai wali yang berjiwa sosial. Ajaran agama Islam ditanamkan dengan cara berbuat amal serta memberikan bantuan kepada orang yang sedang menderita, anak yatim-piatu, fakir miskin, dan orang sakit. Cara yang dilakukan Sunan Derajat sangat disukai oleh masyarakat, hal tersebut sejalan dengan ajaran Islam. Karena itu, banyak masyarakat yang masuk agama Islam.
d. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati pada mulanya bemama Fatahillah (Falatehan). Beliau merupakan pendiri kerajaan Islam Banten dan dikenal sebagai seorang pejuang dalam melawan Portugis. Sunan Gunung Jati menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Jawa Barat.
e. Sunan Gresik
Sunan Gresik pada mulanya bernama Maulana Malik Ibrahim. Sunan Gresik dikenal sebagai salah seorang wali yang sangat merakyat, penuh toleransi, dan ramah kepada siapa saja. Agama dan adat-istiadat Hindu dan Budha tidak dilarang oleh beliau. Beliau sangat arif dan bijaksana sehingga banyak masyarakat yang memeluk agama Islam. Sunan Gresik menyebarkan ajaran agama Islam di daerah pesisir Jawa Timur.
f. Sunan Giri
Sunan Giri pada mulanya bernama Raden Paku. Sunan Giri terkenal sebagai pendidik anak-anak dengan menggunakan bermacam-macam lagu permainan yang bertemakan agama Islam. Lagu tersebut misalnya IIir-ilir, Jamuran, dan Chublak-ciblak Suweng. Sementara itu, daerah penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Giri adalah daerah Jawa Timur dan luar Jawa, misalnya Madura, Pulau Bawean, dan kepulauan Maluku (Hitu, Haruku, dan Ternate).
g. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga pada mulanya bernama Jaka Sahid. Sunan Kalijaga sangat terkenal memiliki jiwa besar. Beliau selain dikenal sebagai wali, juga sebagai mubalig, pemimpin, ahli filsafat, dan pujangga/sastrawan.
Dalam melakukan penyebaran agama Islam, beliau menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan masyarakat, misalnya dengan menggunakan seni wayang. Kemudian beliau sangat berjasa dalam mengembangkan seni Jawa yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam.
h. Sunan Kudus
Sunan Kudus pada mulanya bernama Jafar Sidik. Beliau di samping sebagai seorang wali juga seorang arsitek pembangunan mesjid Kudus yang memiliki menara mirip seperti candi.
9. Sunan Muria
Sunan Muria pada mulanya bernama Raden Umar Said. Sunan Muria sangat senang bertempat tinggal di pedesaan serta bergaul dengan rakyat jelata. Di desa tempat tinggalnya, di lereng Gunung Muria, beliau mengajarkan agama Islam kepada para petani dan rakyat jelata yang berminat mempelajari agama Islam.
Soal Latihan Perkembangan Kebudayaan Hindu dan Budha serta Peninggalannya
A. Pilihan Ganda
1. Hindu dan Budha adalah agama yang berasal dari....
a. Cina
b. India
c. Arab
d. Turki
2. Celah Kaibar terletak di antara....
a. Pegunungan Alpen dan Himalaya
b. Sungai Gangga dan Yamuna
c. Punjab dan Doab
d. Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Afganistan.
3. Para pendeta termasuk kasta....
a. brahmana
b. ksatriya
c. waisya
d. shudra
4. Wayu adalah dewa....
a. api
b. angin
c. Badai
d. Kesehatan
5. Tripittaka berarti....
a. tiga dewa
b. tiga keranjang
c. tiga raja
d. tiga kepercayaan
6. Bodhi artinya....
a. orang yang mendapat karma
b. orang yang mendapat petunjuk
c. orang yang hidup di lingkungan istana
d. orang yang tidak tahu kehidupan sebenarnya.
7. Agama Budha masuk ke Cina pada abad....
a. 5-7
b. 7-8
c. 3-5
d. 1-3
8. Mahayana berarti....
a. kendaraan kecil
b. kendaraan akbar
c. kerajaan kecil
d. kerajaan besar
9. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah....
a. Kutai
b. Tarumanegara
c. Sriwijaya
d. Demak
10. Arjunawiwaha adalah seni sastra karya....
a. Empu Kanwa
b. Empu Sedah
c. Empu Panuluh
d. Empu Tantular
B. Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan secara singkat proses masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia!
2. Jelaskan peranan pendeta-pendeta Hindu di kerajaan-kerajaan yang berada di Indonesia!
3. Kemukakan dengan singkat tentang keberadaan dari kerajaan Kutai!
4. Kemukakan alasan apa yang menyebabkan kerajaan Kutai dikenal sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia/Nusantara!
5. Sebutkan raja penama dan letak kerajaan Kutai!
6. Jelaskan secara singkat proses masuknya pengaruh Budha ke Indonesia!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tradisi Megalitik itu!
8. Kemukakan alasan apa prasasti Tugu sangat penting di dalam mempelajari kerajaan Tarumanegara!
9. Sebutkan nama raja pertama yang memerintah kerajaan Tarumanegara itu!
10. Sebutkan di daerah mana saja tempat ditemukan 7 buah prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara!
11. Sebutkan bunyi dari prasasti yang terdapat di daerah Jambu tentang keberadaan Raja Purnawarman!
12. Kemukakan alasan apa yang menyatakan bahwa sungai Gomanti ada hubungannya dengan keberadaan Raja Purnawarman!
13. Kemukakan bagaimana keberadaan kerajaan Tarumanegara setelah wafatnya raja Purnawarman!
14. Kemukakan apa yang tertulis dalam prasasti Canggal yang ditemukan di gunung Wukir!
15.Kemukakan secara singkat setelah wafatnya raja Sanjaya terhadap kelangsungan kerajaan Mataram kuno!
16. Kemukakan kisah apa yang terdapat dalam kitab Carita Parahyangan tentang raja Sanjaya!
17. Jelaskan mengapa dinasti Syailendra bersatu dengan dinasti Sanjaya!
18. Sebutkan nama candi yang dibangun dan menjadi tempat upacara umat yang beragama Hindu!
19. Sebutkan pula nama candi yang dibangun dan menjadi tempat upacara umat yang beragama Budha!
20. Jelaskan mengapa raja Rakai Watukara Dyah Balitung lebih dikenaljika dibandingkan dengan raja-raja Mataram kuno lainnya!
21. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut Negara Nasional Indonesia yang pertama?
22. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai negara Maritim?
23. Kemukakan ada hubungan apa di antara kerajaan Sriwijaya dan Itsing!
24. Sebutkan dan Jelaskan tiga kerajaan yang terdapat di wilayah Sumatera Selatan menurut catatan Itsing!
25. Kemukakan apa saja yang tertulis pada prasasti Kedukan Bukit dengan keberadaan kerajaan Sriwijaya!
26. Sebutkan nama dan tempat ditemukannya kelima prasasti yang menceritakan tentang kerajaan Sriwijaya!
27. Sebutkan dua macam usaha raja Sanjaya dalam mengembangkan agama Budha!
28. Mengapa kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha selain India?
29. Jelaskan yang dimaksud dengan Siddayarata!
30. Apa yang dilakukan Raden Wijaya terhadap pasukan yang dikirim oleh Kubilai Khan terhadap Jayakatwang?
31. Siapakah Raden Wijaya dan hubungannya dengan Majapahit?
32. Sebutkan dan Jelaskan secara singkat tentang pemberontakan, yang pemah terjadi pada masa pemerintahan Jayanegara ketika memimpin kerajaan Majapahit!
33. Sebutkan bunyi dari Sumpah Palapa yang pernah diucapkan oleh Gajahmada!
34. Jelaskan arti penting dari Sumpah Palapa!
36. Jelaskan siapakah Hayam Wuruk itu!
37. Kemukakan secara singkat apa dan siapakah Adityawarman dan apa hubungannya dengan keluarga dari kerajaan Majapahit!
38. Jelaskan apa yang telah dilakukan oleh Mpu Prapanca dan Mpu Taniular dalam dunia sastra pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk!
39. Mengapa sampai timbul pemberontakan Paregreg di Majapahit?
40. Kemukakan secara singkat bagaimanakah keberadaan kerajaan Majapahit pada tahun 1522 Masehi itu!
1. Hindu dan Budha adalah agama yang berasal dari....
a. Cina
b. India
c. Arab
d. Turki
2. Celah Kaibar terletak di antara....
a. Pegunungan Alpen dan Himalaya
b. Sungai Gangga dan Yamuna
c. Punjab dan Doab
d. Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Afganistan.
3. Para pendeta termasuk kasta....
a. brahmana
b. ksatriya
c. waisya
d. shudra
4. Wayu adalah dewa....
a. api
b. angin
c. Badai
d. Kesehatan
5. Tripittaka berarti....
a. tiga dewa
b. tiga keranjang
c. tiga raja
d. tiga kepercayaan
6. Bodhi artinya....
a. orang yang mendapat karma
b. orang yang mendapat petunjuk
c. orang yang hidup di lingkungan istana
d. orang yang tidak tahu kehidupan sebenarnya.
7. Agama Budha masuk ke Cina pada abad....
a. 5-7
b. 7-8
c. 3-5
d. 1-3
8. Mahayana berarti....
a. kendaraan kecil
b. kendaraan akbar
c. kerajaan kecil
d. kerajaan besar
9. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah....
a. Kutai
b. Tarumanegara
c. Sriwijaya
d. Demak
10. Arjunawiwaha adalah seni sastra karya....
a. Empu Kanwa
b. Empu Sedah
c. Empu Panuluh
d. Empu Tantular
B. Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan secara singkat proses masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia!
2. Jelaskan peranan pendeta-pendeta Hindu di kerajaan-kerajaan yang berada di Indonesia!
3. Kemukakan dengan singkat tentang keberadaan dari kerajaan Kutai!
4. Kemukakan alasan apa yang menyebabkan kerajaan Kutai dikenal sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia/Nusantara!
5. Sebutkan raja penama dan letak kerajaan Kutai!
6. Jelaskan secara singkat proses masuknya pengaruh Budha ke Indonesia!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tradisi Megalitik itu!
8. Kemukakan alasan apa prasasti Tugu sangat penting di dalam mempelajari kerajaan Tarumanegara!
9. Sebutkan nama raja pertama yang memerintah kerajaan Tarumanegara itu!
10. Sebutkan di daerah mana saja tempat ditemukan 7 buah prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara!
11. Sebutkan bunyi dari prasasti yang terdapat di daerah Jambu tentang keberadaan Raja Purnawarman!
12. Kemukakan alasan apa yang menyatakan bahwa sungai Gomanti ada hubungannya dengan keberadaan Raja Purnawarman!
13. Kemukakan bagaimana keberadaan kerajaan Tarumanegara setelah wafatnya raja Purnawarman!
14. Kemukakan apa yang tertulis dalam prasasti Canggal yang ditemukan di gunung Wukir!
15.Kemukakan secara singkat setelah wafatnya raja Sanjaya terhadap kelangsungan kerajaan Mataram kuno!
16. Kemukakan kisah apa yang terdapat dalam kitab Carita Parahyangan tentang raja Sanjaya!
17. Jelaskan mengapa dinasti Syailendra bersatu dengan dinasti Sanjaya!
18. Sebutkan nama candi yang dibangun dan menjadi tempat upacara umat yang beragama Hindu!
19. Sebutkan pula nama candi yang dibangun dan menjadi tempat upacara umat yang beragama Budha!
20. Jelaskan mengapa raja Rakai Watukara Dyah Balitung lebih dikenaljika dibandingkan dengan raja-raja Mataram kuno lainnya!
21. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut Negara Nasional Indonesia yang pertama?
22. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai negara Maritim?
23. Kemukakan ada hubungan apa di antara kerajaan Sriwijaya dan Itsing!
24. Sebutkan dan Jelaskan tiga kerajaan yang terdapat di wilayah Sumatera Selatan menurut catatan Itsing!
25. Kemukakan apa saja yang tertulis pada prasasti Kedukan Bukit dengan keberadaan kerajaan Sriwijaya!
26. Sebutkan nama dan tempat ditemukannya kelima prasasti yang menceritakan tentang kerajaan Sriwijaya!
27. Sebutkan dua macam usaha raja Sanjaya dalam mengembangkan agama Budha!
28. Mengapa kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha selain India?
29. Jelaskan yang dimaksud dengan Siddayarata!
30. Apa yang dilakukan Raden Wijaya terhadap pasukan yang dikirim oleh Kubilai Khan terhadap Jayakatwang?
31. Siapakah Raden Wijaya dan hubungannya dengan Majapahit?
32. Sebutkan dan Jelaskan secara singkat tentang pemberontakan, yang pemah terjadi pada masa pemerintahan Jayanegara ketika memimpin kerajaan Majapahit!
33. Sebutkan bunyi dari Sumpah Palapa yang pernah diucapkan oleh Gajahmada!
34. Jelaskan arti penting dari Sumpah Palapa!
36. Jelaskan siapakah Hayam Wuruk itu!
37. Kemukakan secara singkat apa dan siapakah Adityawarman dan apa hubungannya dengan keluarga dari kerajaan Majapahit!
38. Jelaskan apa yang telah dilakukan oleh Mpu Prapanca dan Mpu Taniular dalam dunia sastra pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk!
39. Mengapa sampai timbul pemberontakan Paregreg di Majapahit?
40. Kemukakan secara singkat bagaimanakah keberadaan kerajaan Majapahit pada tahun 1522 Masehi itu!
Bukti Arkeologis untuk Membandingkan Ciri-Ciri Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu-Buddha di Berbagai Daerah
Seni bangunan pada masa Indonesia kuna yang masih dapat ditelusuri adalah seni candi. Pembangunan candi yang berlangsung sejak abad ke-8 sampai abad ke-16 terpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karena itu, muncullah istilah langgam Jawa Tengah dan langgam Jawa Timur.
Ciri-ciri candi langgam Jawa Tengah
1. Bentuk bangunannya agak tambun.
2. Atapnya berundak-undak.
3. Pada pintu terdapat hiasan makara.
4. Letak candinya di tengah halaman.
5. Bentuk arcanya dipahat lebih luwes.
Ciri-ciri candi langgam Jawa Timur (termasuk candi-candi di Sumatra)
1. Bentuk bangunannya ramping.
2. Bentuk arcanya agak kaku.
3. Letak candi induk berada di belakang halaman.
4. Tidak ada hiasan makara.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Bercirikan Hindu-Buddha di Berbagai Daerah
Semula pengaruh Hindu-Buddha hanya terbatas di kalangan istana. Kemudian berkembang di kalangan masyarakat. Perkembangan pengaruh Hindu-Buddha meliputi berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Agama
Setelah orang-orang Indonesia berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang India, tersebarlah agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Hingga kini, masyarakat Indonesia banyak yang memeluk agama Hindu dan Buddha.
2. Bidang Pemerintahan
Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia menyebabkan berdirinya kerajaan-kerajaan Indonesia Hindu dan Indonesia Buddha.
a. Kerajaan-kerajaan Indonesia Hindu, antara lain: Tarumanegara, Mataram Hindu (Mataram Kuno), Kahuripan (Airlangga), dan Majapahit. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Indonesia Hindu terbesar.
b. Kerajaan-kerajaan Indonesia Buddha, antara lain: Melayu dan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Indonesia Buddha terbesar.
3. Bidang Filsafat
Pengaruh budaya Hindu terdapat Filsafat bangsa Indonesia, antara lain:
a. Pada zaman dahulu raja-raja, para bangsawan, dan orang-orang yang telah lanjut usia banyak meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka menempuh kehidupan Wanaprastha, artinya hidup di hutan atau menjadi penghuni hutan. Di hutan mereka merenungkan sedalam-dalamnya tentang makna hidup. Selanjutnya, mereka menempuh kehidupan Sanyasin dan Pariwrajaka, artinya mereka menjadi pertapa dan pengembara. Sama sekali mereka tidak memikirkan harta kekayaan, bahkan tempat tinggal mereka pun tidak tetap, sampai meninggal dunia. Tujuannya hanya untuk mencari kesempurnaan di alam baka. Contohnya.
1) Setelah turun tahta, Raja Airlangga hidup sebagai pertapa.
2) Putri Raja Airlangga bernama Sri Sanggramawijaya atau Kilisuci mengikuti jejak ayahnya menjadi pertapa di Pucangan, Lereng Gunung Penanggungan.
b. Cerita Mahabharata dan Ramayana, intinya kejahatan pasti dapat dikalahkan oleh kebajikan. Hal itu benar-benar diresapi oleh masyarakat Indonesia dan dipercaya kebenarannya.
c. Dahulu masyarakat Indonesia percaya bahwa raja-raja Indonesia adalah titisan (jelmaan) dewa.
Pengaruh budaya Buddha terhadap filsafat Indonesia, antara lain adanya kepercayaan masyarakat terhadap hukum karma, artinya siapa yang berbuat jahat pasti akan menerima pembalasan.
4. Bidang Kesenian
a. Arsitektur
Seni bangun atau arsitektur merupakan perpaduan karya seni dan pengetahuan tentang ilmu bangunan. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, seni bangunan terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan kehidupannya. Bangunan harus mempertimbangkan syarat-syarat kenyamanan, kekokohan, dan keindahan. Syarat-syarat tersebut tidak hanya diterapkan pada bangunan-bangunan yang bersifat profan (keduniaan), tetapi untuk bangunan yang bersifat sakral juga, seperti bangunan-bangunan suci keagamaan. Contohnya:
1) Candi Borobudur
2) Candi Dieng
3) Candi Mendut
4) Candi Kalasan
5) Candi Sewu
6) Candi Loro Jongrang
Candi Borobudur dan candi Prambanan merupakan hasil-hasil budaya Hindu dan Buddha di Indonesia di bidang arsitektur. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang paling agung, Candi Borobudur ialah candi Buddha yang paling megah. Memang, pengaruh budaya Hindu dan Buddha yang paling menonjol tampak di bidang seni bangunan atau arsitektur. Hasil-hasilnya hingga sekarang masih dapat kita saksikan, berupa candi-candi.
a) Candi-candi Hindu, antara lain: Prambanan, candi-candi di Pegunungan Dieng, Gedongsanga dan Panataran.
b) Candi-candi Buddha, antara lain: Borobudur, Mendut, Kalasan, Pawon, Sari, dan Muara Takus.
Meskipun candi-candi tersebut mendapat pengaruh Hindu dan Buddha, tetapi tidak meninggalkan corak Indonesia asli, misalnya Candi Borobudur, berbentuk lima berundak-undak. Bentuk ini merupakan perkembangan bentuk punden berundak-undak. Punden berundak-undak ialah salah satu bentuk megalitik yang biasa dibangun oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu.
Hiasan-hiasan Candi Borobudur bercorak Buddha, misalnva stupa-stupa dan gambar-gambar reliefnya. Dengan demikian, Candi Borobudur merupakan perpaduan antara budaya Indonesia asli dan budaya India (Buddha).
b. Seni rupa dan tari
Seni rupa yang berkembang pada masa Indonesia kuna berupa seni patung, seni lukis (termasuk relief), dan seni kerajinan. Bukti-bukti adanya seni patung pada masa Indonesia kuna sangat banyak. Umumnya, patung-patung itu terbuat dari bahan batu, terakota, dan logam. Contohnya:
1) patung Brahma dari batu
2) patung Wisnu dari batu
3) patung Shiwa dari perunggu
4) patung Manjucri dari perak
Bukti artefaktual mengenai seni lukis sampai sekarang memang belum ditemukan. Namun, dari sumber prasasti dan sumber lain dapat diketahui keberadaan seni itu. Relief berupa ragam hias yang dipahatkan di dinding-dinding candi sampai sekarang masih dapat disaksikan. Fungsi ragam hias berupa relief adalah:
1) sebagai hiasan;
2) sebagai penguat bagian-bagian candi;
3) sebagai simbol yang memiliki kekuatan magis; dan
4) sebagai media pendidikan.
Hasil seni kerajinan pada masa Indonesia kuna sampai sekarang juga masih ada terutama dari bahan-bahan yang awet, seperti kerajinan logam dan gerabah, perhiasan, alat-alat upacara, dan alat keperluan sehari-hari.
Selain itu, kesenian yang dipengaruhi kebudayaan Hindu-Buddha adalah:
1) Seni pedalangan atau seni wayang mengambil cerita Mahabharata dan Ramayana.
2) Tari-tarian Indonesia ada yang bertema agama Hindu dan digunakan pada waktu upacara agama Hindu, misalnya tari-tarian Bali.
3) Seni Patung dan seni ukir ada yang terpengaruh budaya Hindu dan Buddha. Contohnya:
a) Relief Candi Prambanan menggambarkan cerita Ramayana.
b) Relief Candi Borobudur menggambarkan ajaran agama Buddha. Candi Borobudur juga banyak dihiasi patung Buddha dan stupa.
c. Sastra dan Bahasa
Perkembangan seni sastra di Indonesia juga terpengaruh oleh budaya Hindu maupun Buddha. Hasil-hasil seni sastra yang terpengaruh oleh budaya Hindu, antara lain:
1) Arjunawiwaha, karya Empu Kanwa pada zaman pemerintahan Raja Airlangga.
2) Bharatayudha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh pada zaman kerajaan Kediri.
3) Gatutkacasraya, karya Empu Panuluh pada zaman kerajaan Kediri.
4) Arjunawijaya, karya Empu Tantular pada zaman kerajaan Majapahit.
Hasil-hasil seni sastra yang terpengaruh oleh budaya Buddha, antara lain:
1) Kunjarakarna. Kitab ini terpengaruh oleh agama Buddha Mahayana dan merupakan kitab anonim (penulisnya tidak dikenal).
2) Sang Hyang Kamahayanikan, disusun pada zaman pemerintahan Raja Empu Sendok. Kitab ini merupakan kitab anonim.
Ada pula kitab yang terpengaruh oleh agama Hindu maupun Buddha, yakni kitab Sutasoma (Purusadashanta) karya Empu Tantular pada zaman kerajaan Majapahit.
b) Bahasa
Orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf tersebut digunakan pada penulisan prasasti. Sekarang ini kata-kata dalam bahasa Indonesia banyak yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Subscribe to:
Posts (Atom)