Tuesday, 29 November 2016

Sejarah kerajaan Mataram


Karena jasa Pamanahan dan Panjawi yang berhasil melawan Arya Panangsang, sebagai rasa terima kasihnya tersebut Adiwijaya menghadiahkan daerah kedudukan di Mataram untuk Pamanahan. Sedangkan Panjawi mendapat daerah berkedudukan di Pati.
Mataram di bawah pimpinan Pamanahan berkembang menjadi daerah yang cukup ramai. Bahkan, Pamanahan kemudian terkenal dengan julukan sebagai Kyai Gede Pamanahan atau ada juga yang menyebutnya sebagai Ki Gede Mataram. Akan tetapi, pada tahun 1575 Kyai Gede Pamanahan wafat. Selanjutnya beliau digantikan oleh putranya yang bernama Raden Sutawijaya yang sebelumnya mengabdi di Keraton Pajang sebagai kepala barisan pengawal Sultan Adiwijaya.
Raden Sutawijaya dikenal pula sebagai seorang yang pemberani. Beliau sangat pandai dan cerdik dalam mengatur siasat perang melawan musuh dan selalu unggul dalam setiap peperangan. Beliau mendapat julukan sebagai Senapati Ing Ngalada Ngaladarahman Sayyidinn Panatagama, yang artinya panglima perang di medan laga hamba Allah yang Maha Penyayang serta sebagai pengemban tugas agama Islam.
Pada waktu Raden Sutawijaya sedang meneruskan pembangunan dan pengembangan kerajaan Mataram, tiba-tiba beliau wafat. Dengan demikian, putranya yang bernama Pangeran Bawana naik tahta menggantikan ayahandanya.
Akan tetapi, di pihak lain, yakni Arya Pangiri, putra Pangeran Prawoto yang terbunuh oleh Arya Panangsang merasa iri atas pengangkatan Pangeran Bawana. Ia beranggapan bahwa dirinyalah yang berhak duduk menjadi raja pengganti Sultan Adiwijaya. Hal ini karena Arya Pangiri masih keturunan langsung dari Pangeran Tranggono.
Dengan berbagai alasan, akhirnya Arya Pangiri berhasil duduk sebagai penguasa Pajang. Sedangkan Pangeran Bawana diangkat sebagai Adipati Jipang. Setelah Arya Pangiri menduduki tahta Kerajaan Pajang, ternyata ia tidak disukai rakyat karena ia dikenal sangat zalim dan tidak mampu mengendalikan roda pemerintahan kerajaan Pajang. Akibatnya, banyak rakyat mengalami penderitaan.
Melihat rakyat menderita akibat ulah kepemimpinan Arya Pangiri, Pangeran Bawana segera menghubungi Sutawijaya untuk bersama-sama menyerang Pajang. Akhirnya, kerajaan Pajang berhasil direbut kembali dan Pangeran Bawana tidak lama berkuasa karena beliau merasa tidak mampu lagi memimpin Kerajaan Pajang. Kemudian tahta Kerajaan Pajang diserahkan kepada Sutawijaya. Setelah Sutawijaya duduk sebagai raja menggantikan Pangeran Bawana, ibu kota Pajang selanjutnya dipindahkan ke Mataram.
Untuk menghormati dan menghargai kerelaan Pangeran Bawana yang menyerahkan tahta kerajaan Pajang, Sutawijaya tidak mengenakan gelar Sultan, tetapi beliau menggunakan gelar Panembahan Senapati. Pada waktu Sutawijaya yang telah bergelar sebagai Panembahan Senapati ternyata banyak menghadapi berbagai bentuk pemberontakan, misalnya pemberontakan di Madiun dan Ponorogo. Kemudian ada lagi pemberontakan di Pati dan Demak.
Namun, pada tahun 1601 Panembahan Senapati wafat. Beliau digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang. Seperti halnya ayahandanya, Mas Jolang selama memimpin tahta kerajaan Mataram harus pula menghadapi pemberontakan dan perlawanan dari berbagai daerah. Selama lebih kurang tiga tahun, Mas Jolang harus menghadapi Demak. Kemudian ia harus pula menghadapi Ponorogo yang bangkit kembali memberontak. Walaupun Mas Jolang berhasil menumpas pemeberontakan Demak dan Ponorogo, tetapi Surabaya menyatakan lepas dari kekuasaan Mataram. Mas Jolang mengirim pasukannya untuk mencegah Surabaya lepas dari kekuasaan Mataram, tetapi Surabaya bersikeras walaupun Gresik dan Mojokerto berhasil dikuasai kembali. Sebelum Surabaya berhasil ditaklukkan, Mas Jolang wafat di daerah perburuan sehingga beliau dijuluki sebagai Panembahan Seda Krapyak.
Setelah Mas Jolang wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bernama Adipati Martapura. Ternyata selama kepemimpinannya Adipati Martapura sering sakit-sakitan. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan, beliau digantikan oleh adiknya yang bernama Mas Rangsang. Di bawah kepemimpinan Mas Rangsang inilah kerajaan Mataram tumbuh menjadi sebuah kerajaan yang besar dan sangat disegani. Mas Rangsang selanjutnya dikenal pula dengan sebutan Sultan Mas Agung.

No comments:

Post a Comment