Tuesday, 29 November 2016
Jalur Perdagangan Asia dan Eropa
Jalur yang dapat ditempuh untuk menghubungkan perdagangan antara Asia dan Eropa terdiri atas jalur darat dan laut.
a. Jalan Darat
Jalur perdanganan melalui jalan darat dikenal dengan nama Jalur Sutera. Jalur Sutra adalah nama yang diberikan seorang Jerman bernama von Richthofen pada Abad-18M, untuk jalur darat yang menghubungkan Cina (Asia) dengan Eropa. Sekalipun baru dibuka resmi pada Abad-3 SM, di masa Dinasti Han yang mulai mengirim utusan ke berbagai negara Asia Selatan dan Timur Tengah, namun Jalur Sutra sudah ada jauh sebelumnya. Jalur Sutra terdiri dari banyak jalur yang bercabang-cabang, dan digunakan untuk perdagangan berbagai komoditi selain sutra seperti gading, tanaman, emas. Secara garis besar terdapat tiga jalur, di utara, tengah dan selatan. Jalur Utara menghubungkan Cina dengan Eropa hingga Laut Mati, melalui Urumqi dan Lembah Fergana. Jalur Tengah menghubungkan Cina dengan Eropa hingga tepian Laut Meditrrannia, melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, menuju Persia. Jalur Selatan menghubungkan Cina dengan Afghanistan, Iran dan India, melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Di Cina, Jalur Sutra berujung di Changan atau Xian, ibukota kerajaan, ke arah barat melewati koridor Gansu, menuju Dun-huang di sisi Gurun Taklimakan. Jalur utara mulai dari Dun-huang dan Yu-men Guan, menyeberangi Gurun Gobi menuju Hami (Kumul), lalu menyisir kaki Tian-shan di bagian utara Taklimakan. Setelah oasis Turfan, menuju Urumqi dan Lembah Fergana untuk masuk Eropa hingga Laut Mati. Jalur ini bercabang di Turfan, ke oasis Kucha, menuju Kashgar di kaki Pamirs. Jalur selatan mulai Dun-huang, melewati Yang Guan, menyusuri sisi selatan Taklimakan, melalui Miran, Hetian (Khotan) dan Shache (Yarkand), menuju utara lalu menuju Kashgar. Masih ada beberapa cabang jalur, salah satunya bercabang dari jalur selatan menuju sisi timur Gurun Taklimakan ke kota Loulan, lalu bergabung dengan jalur utara di Korla. Dari Kashgar yang simpang lalulintas Asia, ada jalur menyeberangi Pamirs menuju Samarkand dan menuju selatan ke Laut Kaspia; atau jalur ke selatan melewati Karakorum menuju India; dan sebuah jalur lain menuju Kuqa, menyeberangi Tian-shan, menuju Laut Kaspia melalui Tashkent.
Kawasan Gurun Taklimakan (Tanah Maut) yang memisahkan Eropa dengan Asia adalah salah satu kawasan paling tidak ramah di dunia. Hanya ada sedikit sekali tetumbuhan, hampir tidak ada curah hujan (kurang dari 100mm/tahun), sering diterpa badai pasir dengan kekuatan angin yang besar; dan menelan banyak korban jiwa. Gurun Taklimakan mencakup kawasan yang sangat luas dengan hanya sedikit jalan yang menghubungkan oasis-oasis yang terpencil. Iklimnya sangat jelek, pada musim panas suhu rata-rata harian 40 0C dengan suhu maksimal lebih dari 500C seperti sering tercatat di Turfan. Di siang hari suhu sangat tinggi dan tiba-tiba turun di senja hari. Di musim dingin suhu bahkan bisa turun hingga -200C. Gurun Taklimakan sangat gersang, tidak seperti Gurun Gobi yang memiliki banyak oasis, dan masih menyediakan air tidak jauh di bawah permukaan tanah. Kawasan di seputar Taklimakan tidak kalah menyulitkan. Di utara terletak Gurun Gobi dengan iklim mirip dengan Taklimakan, di tiga sisi lain terletak pegunungan tertinggi di dunia. Di selatan terletak pegunungan Himalaya, Karakoum dan Kunlun yang menjadi pemisah alamiah kawasan Asia Tengah dengan India. Di kawasan pegunungan ini hanya terdapat beberapa celah penghubung dua kawasan. Setiap celah sangat berbahaya, bersalju, di ketinggian sekitar 5,000 meter, dengan jurang di sisi. Di utara dan barat membentang pegunungan Tianshan dan Pamir, yang meskipun berketinggian lebih rendah dan bertetumbuhan, namun tetap menimbulkan masalah besar bagi pelintas masa dulu. Dari timur menuju Taklimakan, tersedia jalur Gansu, yang relatif paling mudah, di kaki pegunungan Qilian, pemisah Dataran Mongolia dan Gurun Gobi dengan Dataran Tinggi Tibet. Dari selatan dan barat, tidak ada pilihan lain, harus melalui celah yang ada.
b. Jalan Laut
Jalan laut ditempuh sebagai alternatif (pilihan) yang lebih aman karena tanpa gangguan-gangguan dari para penyamun, perampok maupun peperangan. Mereka berusaha lewat laut karena terjadinya perkembangan teknik-teknik pelayaran. Tanpa menguasai teknik pelayaran yang baik mustahil mereka bisa berlayar jauh. Jalan ini dari Cina melalui laut Cina Selatan kemudian masuk Selat Malaka kemudian menuju ke India. Dari India jalan ini pecah menjadi dua yaitu yang pertama dari India melalui Teluk Persia menuju laut Tengah, sedang yang kedua dari India melalui laut Arab masuk laut Merah menuju laut Tengah. Karena hubungan perdagangan tersebut akhirnya munculah bandar-bandar atau kota-kota dagang di sepanjang jalur yang dilalui jalur laut seperti Malaka, Coa, Calicut, lskandariah. Tiros, Sidon, dan Konstantinopel. Konstantinopel merupakan pelabuhan terkenal tempat bertemunya pedagang-pedagang dari Timur dan Barat.
Di sepanjang laut Tengah terutama di Eropa Selatan juga muncul kota-kota dagang seperti Venesia, Genoa, Florence, dan Milano. Sedangkan di Eropa Barat dan Utara tumbuh kota-kota dagang seperti, Amsterdam dan London.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment