Wednesday, 26 October 2016

Kesatuan-kesatuan Aksi Menentang Orde Lama


Setelah secara fisik / Militer Gerakan 30 September bisa dilumpuhkan, maka sebagai mana telah diputuskan dalam Sidang kabinet Dwikora 6 Oktober 1965, maka aspek politik akan ditangani langsung oleh Presiden Soekarno. Aksi-aksi tuntutan penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap pelaku G 30 S / PKI semakin meningkat. Gerakan tersebut dipelopori KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), KAPI (Pemuda), kemudian muncul KABI (Buruh), KASI (Sarjana), KAWI (wanita), KAGI(Guru).
Pada tanggal 26 Oktober 1965 mereka membulatkan barisan bersama organisasi-organisasi massa lainnya yang menentang G30S/PKI, ke dalam satu front.-yaitu Front Pancasila.
Setelah terbentuk Front pancasila, gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI makin bertambah meluas. Situasi yang hampir menjurus ke arah konflik politik taakin bertambah panas oleh keadaan ekonomi yang makin memburuk.        




















Gambar 14.10. Rapat akbar menuntut pembubaran PKI di lapangan Banteng, pada tanggal 26 Oktober 1965. Sumber: 30 Thn Ind Merdeka           

Tanggal 12 Januari 1966, dipelopori KAMI dan KAPPI, kesatuan-kesatuan Aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR dan mengajukan 3 buah tuntutan (TRITURA) yang berisi:
1.     pembubaran PKI   
2.    pembersihan kabinet dari unsur-unsur G30S/PKI
3.    penurunan harga/perbaikan ekonomi

No comments:

Post a Comment