Wednesday, 26 October 2016
Pengkhianatan G 30 S/PKI
Terhadap reaksi-reaksi tersebut, Presiden Soekarno mulai merasa ditinggalkan kawan-kawannya yang beliau percayai, tinggal PKI dan Angkatan Darat. Arah kebijaksanaan politiknya makin lama makin terjebak dalam perangkap PKI. Kedudukan PKI makin bertambah kuat, dan makin dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan politik PKI. Hampir semua tindakan PKI mendapat persetujuan Presiden.
a. PKI menuntut agar kaum buruh dan tani dipersenjatai. Pada 14 Januari 1965 terjadilah tuntutan agar 15 Juta massa buruh dan tani dipersenjatai. Tuntutan tersebut diterima oleh front Nasional yang telah didominasi PKI, dan bentuknya kemudian diubah seakan-akan merupakan usul dari semua kekuatan politik yang ada.
Gambar 14. 1 Guntingan koran-koran ini menunjukkan betapa gencarnya kampanye PKI
untuk memperoleh senjata dengan dalih mempersenjatai buruh dan tani dalam mewu-
judkan tujuan strategis PKI untuk inembentuk Angkatan ke-5. Sumber: 30 Thn Ind Merdeka
Terjadilah apa yang disebut kebulatan tekad pada 14 Januari itu yang antara lain berbunyi: “Menyerukan dan mendesak Pemerintah dan alat-alatnya yang berwenang untuk segera melatih dan mempersenjatai sokoguru-sokoguru revolusi, sebagai jaminan utama guna mencegah dan mengalahkan tiap bentuk, agresi Inggris dan agresi nekolim pada umumnya”.
Sebagai kelanjutan dari kebulatan tekad PKI merencanakan membentuk “Angkatan ke 5” dari 4 Angkatan yang telah ada. Direncanakan akan dipergunakan 100.000 pucuk senjata, yang dijanjikan akan diterima secara cuma-cuma dari PM. RRC, Chou En-Lai.
b. Isu (fitnah) “Dewan Jendral” (Dokumen Gilchrist) Dokumen Gilchrist (Gilchrist adalah Duta Besar Inggris di Jakarta) adalah dokumen yang seolah-olah menyebutkan adanya “Dewan Jendral’ di lingkungan Angkatan Darat, yang bertugas menilai kebijaksanaan pdlitik Presiden Soekarno. Katanya, dokumen itu diterima Dr. Soebandrio pada 15 Mei 1965 melalui pos, berilpa surat ketikan tanpa tanda tangan, sipembuatnya (yang tertulis disitu) adalah Gilchrist. Dalam surat pengantamya dijelaskan bahwa surat Gilchrist itu ditemukan di rumah William (Bill) Palmer di Puncak, sewaktu rumahnya diobrak-abrik.
Dr Soebandrio membawa “Konsep surat Gilchrist” ke istana untuk dilaporkan pada Presiden, Presiden Soekarno memanggil para Panglima Angkatan ke istana untuk minta kejelasan, atas pertanyaan Presiden Soekarno, Pangad A. Yani menjawab bahwa Dewan yang bertugas menilai kebijaksanaan politik Presiden, yang ada adalah Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi)
Angkatan barat bertugas memberikan saran atau pendapat kepada Menpangad tentang Jabatan dan Kepangkatan Perwira Tinggi Angkatan Darat. Sementara itu, ulang tahun PKI ke 45 dirayakan besar-besaran, dan puncaknya adalah pamer kekuatan dalam rapat raksasa di Gelora Senayan pada tanggal 23 Mei1965, di tengah-tengah suasana politik yang semakin panas.
Gambar 14.3. Suasana Rapat raksasa pada ulang tahun PKI di Gelanggang Olah Raga
Senayan Jakarta, tampak Presiden Soekarno bersama Ketua CCPKI D.N Aidit. Dalam resepsi Hari Ulang Tahun PKI ke45.
Soebandrio menyatakan : Dokumen Imperial’’ CIA telah jatuh ke tangan kita dan sekarang ada di tangan PBR (Pimpinan Besar Revolusi). Kemudian membagi-bagikannya di Luar Negeri kepada delegasi yang diundang hadir pada Konperensi Asia-Afrika II yang gagal di Aljazair. Di Dalam Negeri salinannya disebarkan oleh BPI (Badan Pusat Intelijen) yang berada di bawah Menlu.
Pada bulan-bulan berikutnya PKI makin giat melancarkan isu dan kegiatan, seperti: 1 Juni 1965 menyelenggarakan “Kursus Kilat Kader Nasakom”. Setelah DN Aidit mengetahui diagnosa penyakit Bung Karno dari dokter-dokter RRd, segera DN. Aidit memerintahkan Biro khusus PKI pimpinan Syam untuk membuat rencana gerakan. Dengan kedok melatih sukarelawan untuk konfrontasi terhadap Malaysia, PKI melatih 3.000 orang PKI di Lubang Buaya, dengan menggunakan fasilitas-fasilitas dari AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) atas izin Panglima AURI Oemar Dhani. Puncak kegiatan PKI adalah Pengkhianatan G 30 S/PKI yang membawa korban perwira-perwira Angkatan Darat.
Akibat-akibat tindakan kabinet pimpinan Ir. Soekarno adalah:
1) Kedudukan PKI bertambah kuat, terutama karena Nasakomisasi lembaga-lembaga Negara.
2) Ekonomi Indonesia hancur, karena pemerintah terlalu mencurahkan perhatian pada bidang politik. Kebijaksanaan Politik Luar Negeri yang bebas aktif dalam pelaksanannya lebih condong ke blok Timur, dan memusuhi blok barat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment