Wednesday, 26 October 2016

Konferensi Asia Afrika (18 - 25 April 1955) di Bandung


Setelah direncanakan beberapa lama, akhirnya dilangsungkanlah konferensi Asia Afrika. Indonesia sebagai tuan rumah memusatkan kegiatan di kota Bandung. Sekarang tepatnya di gedung Asia Afrika. Di gedung itu dinaikkan bendera-bendera negara peserta konferensi Asia Afrika. Adapun jumlah peserta sebanyak 29 negara.
Walaupun di antara peserta mempunyai pandangan dan ideologi politik yang berbeda,  dengan solidaritas yang tinggi, segala perbedaan di antara mereka dapat diselesaikan dengan cara musyawarah/mufakat, dengan memfokuskan pembicaraan pada hal-hal yang sama atau pada kesamaan-kesamaan. Itulah makna terpenting dari konferensi. Semua ketua delegasi berpidato dalam nuansa persaudaraan.
Konverensi yang penuh nuansa persaudaraan, kekeluargaan dan solidaritas ini, telah menghasilkan:
a.       Usaha kerjasama di bidang-bidang: ekonomi, kebudayaan, hak-hak azasi manusia,  perdamaian dunia, bangsa-bangsa yang belum merdeka, masalah khusus dari anggota-anggota konperensi.
b.     Di bidang politik berhasil merumuskan : Sepuluh pokok perdamaian atau Dasa Sila Bandung yang terdiri dari:
    1)       Menghormati hak-hak dasar manusia, dan tujuan-tujuan serta asas-asas         yang termuat dalam Piagam PBB.
    2)       Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
    3)     Mengakui persamaan seua ras dan persamaan semua bangsa besar         maupun kecil.
    4)    Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam         negeri negara lain.
    5)     Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri         secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.
    6)    a.    Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif             untuk bertidak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-            negara besar.
        b.    Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
    7)    Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun         penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan         politik sesuatu negara.
    8)    Menyelesaikan segala perselisihan internasional dnegan jalan damai,         seperti perundingan, persetujuan, arbitrase, atau penyelesaian hukum         atau cara damai lain-lain lagi menurut pilihan pihak-pihak yang             bersangkutan, yang sesuai dengan piagam PBB.
    9)          Memajukan kepentingan     bersama dan kerja sama.
    10)    Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Konferensi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
a.     Mengusahakan kerja sania antara negara-negara Asia Afrika dan membina hubungan antara negara tersebut sebagai tetangga yang baik dan bersahabat.
b.    Membicarakan masalah-masalah sosial,ekonomi dan kebudayaan.
c.    Membahas kepentingan-kepentingan  kliusus  bangsa-bangsa Asia Afrika, antara lain masalah-masalah kolonialisme.
d.    Meninjau kedudukan Asia Afrika dan sumbangannya dalam usaha ikut serta memajukan perdamaian dunia serta kerja sama intemasional.         

Pengaruh Konperensi Asia Afrika bagi perjuangan kemerdekaan rakyat Asia Afrika adalah sebagai berikut.
a.    Politik bebas aktjf yang dijalankan 5 negara sponsor, segera tampil menengahi duablok raksasa yang sedang bersengketa. Di forum PBB suara dari negara-negara Asia Afrika ini menjadi penentu dalam meredakan kefegangan Dunia. Bahkan, semangat Bandung pengaruhnya meluas ke Amerika Latin seperti yang ditunjukkan dalam Konferensi Nonblok.
b.    Konperensi Asia Afrika, merupakan awal kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Sebelum konperensi, bangsa-bangsa Asia Afrika merupakan bangsa tertindas, sesudah konferensi bangsa-bangsa Asia dan Afrika mulai menyadari kedudukannya sebagai penentu dalam percaturan politik dunia, melalui forum PBB, terutama yang menyangkut penjajahan.
c.        Solidaritas bangsa-bangsa Asia dan Afrika memberikan dorongan yang kuat terhadap perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya. Sesudah konferensi antara tahun 1955 - 1965 tercatat 35 negara baru yang lahir di Afrika.   
         
Dengan demikian, semangat Bandung yang menjiwai solidaritas bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, yang semula dipandang enteng negara-negara maju, ternyata mampu memberikan sumbangan konkrit, dalam usaha :
a.     Turut aktif meredakan ketegangan dan perdamaian dunia.
b.    Turut mengantar bangsa-bangsa Asia dan Afrika ke pintu gerbang kemerdekaannya.
Berkat adanya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Maroko, Tunisia, dan Sudan menyatakan kemerdekaannya. Kemudian, diikuti Ghana (1957), Guyana (1958), dan tahun 1960 serempak 17 negara menyatakan merdeka, yaitu Mauritania, Mali, Niger, Togo, Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading, Volta Hulu, Gabon, Nigeria, Kamerun, Afrika Tengah, Somalia, Kongo (Belgia), Kongo (Prancis), dan Malagasi.

No comments:

Post a Comment