Wednesday, 26 October 2016

Peristiwa heroik di Surabaya (10 November 1945)


Tentara Serikat dari Brigade 49/divisi India ke-23 pimpinan Brigjen AWS Mallaby mendarat di Surabaya.Semula bangsa Indonesia menyambutnya dengan tangan terbuka. Tapi uluran tangan ini diabaikan Serikat dengan menyerbu penjara Republik untuk mernbebaskan perwira-perwira Serikat dan pegawai RAPWI (Relief of Allied of  War and Internees) yang ditawan Republik. Pada tanggal 28 Oktober 1945 pos-pos Serikat di seluruh kota Surabaya diserang rakyat Indonesia. Dalam pertempuran sehari saja Brigjen Mallaby hampir saja binasa bila para pemimpin Indonesia tidak segera memerintahkan penghentian tembak menembak. Sebaliknya, penghentian tembak menembak itu tidak dihormati pihak Serikat, sehingga terjadilah suatu insiden (peristiwa). Dalam insiden yang sampai sekarang belum terungkap secara jelas ini, Brigjen Mallaby ditemukan mati. Tanpa berunding dahulu sesuai perjanjian dengan pihak Rl, pada 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan suatu ultimatum (ancaman) yang sangat menusuk hati rakyat Indonesia.
“. . . Semua pimpinan dan orang-orang  Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan. Setanjutnya, menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas waktu ultimatum itu adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945...”
Ultimatum yang menusuk perasaan itu tidak dihiraukan rakyat Surabaya, pecahlah pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Serikat mengerahkan divisi India ke-5 beserta Brigade Mallaby, sehingga berjumlah 15.000 pasukan darat dibantu meriam-meriam kapal penjelajah Sussex dan beberapa kapal perusak serta pesawat-pesawat Mosquito dan Thunderbolt angkatan udara Inggris. 
Dalam pertempuran tak seimbang ini sampai awal Desember, ribuan pejuang Indonesia gugur sebagai tumbal kemerdekaan. Itu sebabnya 10 November dianggap sebagai hari pahlawan yang mencerminkan pengorbanan seluruh bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment